Makalah Tentang Pertolongan Pada Kecelakaan di Dalam Air
BAB I
PENDAHULUAN
Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan
yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk
sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan
Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari
suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami.
Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang
diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus
diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat
buruk, cacat tubuh bahkan kematian.
Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah
penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara
dulu mengenai pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama
dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi
dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang
pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan
terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam
materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut
kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.
A.
Prinsip Dasar
Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu
keadaan darurat tersebut diantaranya:
- Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
- Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
- Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
B.
Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum urutan Pertolongan
Pertama pada korban kecelakaan adalah :
1. Jangan
Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan
bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk
membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka
yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan
berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah
untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban.
Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang
dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang
ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat
membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3.
Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
Bila pernafasan penderita berhenti
segera kerjakan pernafasan bantuan.
4. Pendarahan.
Pendarahan
yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit.
Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan
kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang,
atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi
luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5.
Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala
lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah
dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih
rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk
korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam
paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak
nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum
dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat
kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila
korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta
tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya
kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran
pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
7. Segera transportasikan korban ke sentral
pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban
setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit.
Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan
mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya
kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten
BAB
II
PEMBAHASAN
PERTOLONGAN
PERTAMA PADA KECELAKAAN DI AIR
A. Kecelakaan Yang Terjadi Di Air
Beberapa
penyebab kecelakaan di air, khususnya di sungai atau di kolam renang adalah
faktor keteledoran manusia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan
pemahaman, keterampilan, kehati-hatian, lalai atau lengah, ceroboh, atau
keadaan fisik dan mental yang kurang sehat.
Bahaya-bahaya yang sering terjadi di
sungai atau kolam renang antara lain disebabkan sebagai berikut.
a.Tidak melakukan pemanasan (warming up) sebelum
latihan berenang.
b.Tidak mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.
b.Tidak mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.
c.Tidak
menguasai teknik berenang yang baik.
d.Terlalu
lelah atau terlalu lama berenang.
e.Belum
sarapan (makan) sebelum latihan renang.
f.Terlalu
dekat waktu makan dengan waktu berenang (sebaiknya 2 jam sebelum berenang arus sudah makan).
g. Sarana
dan prasarana kolam yang kurang memadai, dan lain sebagainya.
Berbagai macam kecelakaan atau cedera yang sering menimpa seorang siswa atau atlet yang sedang berenang dikolam renang, antara lain sebagai berikut.
a. Kejang-kejang otot (kram), seperti otot tungkai/kaki, otot lengan, dan otot perut.
b. Keseleo persendian, pergelangan kaki (engkel joint), persendian dengkul (knee joint), persendian bahu (solder joint), pergelangan tangan (wrist joint), dan tulang belakang.
c. Luka, baik luka dalam maupun luka luar yang diakibatkan oleh benturan dengan sesama perenang, alat pemisah kolam, dan sisi kolam (dinding) atau lantai kolam (jika dangkal).
d. Pingsan akibat kelelahan.
e. Tidak dapat berenang sehingga
terlalu banyak minum air kolam. Penyebab lainnya, terutama penyakit yang
diderita atau yang tidak terduga lainnva.
B. Pertolongan Pada Kecelakaan Air
1.
Pertolongan Pertama Pada Korban Tenggelam
Tenggelam adalah penyebab kematian keempat akibat
kecelakaan. Setiap tahu ada 4000 orang tenggelam, dan sepertiganya anak anak
dibawah usia 14 tahun. Kematian yang disebabkan air yang masuk ke dalam saluran
pernafasan sehingga otak kekurangan oksigen. Belum lagi, tenggelam sering
disertai benturan di kepala dan leher yang mengakibatkan fatal.
Anak- anak
sangat menyukai air. Dengan badan yang kecil , bak mandi pun dapat menjadi
tempat berbahaya bagi anak-anak. Untuk itu bagi orang tua yg memiliki anak
kecil harus senantiasa menjaga anaknya ketika bermain air, terutama jika berada
di kolam renang. Secara umum, tenggelam di kolam renang dapat disebabkan oleh
kram kaki atau leher, penurunan kesadaran, bermain di air yang dalam, tidak
bisa berenang, dan jatuh terpeleset. Ditambah lagi, banyak yang tidak
munggunakan alat penyelamat yang lengkap.
Jika peristiwa tenggelam atau hampir
tenggelam terjadi dihadapan anda, pastikan anda menguasai keadaan dan cukup
terlatih.
a) Cobalah meraih korban yang hampir
tenggelam dengan tangan dari sisi kolam renang, jika tidak bisa menggapainya
cobalah dengan tali atau alat bantuan yang lain.
b) Jika anda memutuskan masuk ke dalam
air, dekati secara hati-hati dari belakang. Jangan mendekati korban dari depan,
karena ia akan merangkul anda. Akibatnya, anda pun sulit untuk bergerak.
c) Bicaralah dan tenangkan korban saat
anda mendekat. Tanyakan apakah semuanya baik-baik saja.
d) Raihlah pakaiannya atau tangkupkan
satu tangan ke dagu korban dan tarik korban dari belakang hingga ke tempat
aman.
e) Katakan pada korban untuk menjauhkan
tangannya dari anda. Teruskan menenangkan korban.
f) Jika korban berhenti bernafas
tau tidak teraba nadinya, lakukan pernafasan buatan.
g) Jika korban selamat namun setelah
itu menderita batuk, demam, ataupun sakit otot, segerakan periksa ke dokter.
2.
Pertolongan Pertama Saat Kram Dalam Air
Kram memang bukan sebuah masalah
besar jika kita berada di darat, tapi bila kita sedang di air yang dalam maka
kram akan mengancam jiwa kita. Penyebab utama tenggelamnya seorang perenang akibat
kram adalah kegagalan dalam mencegah terjadinya panik.
Sering kita lihat ketika perenang mengalami kram, dia
akan langsung berusaha ke tepi, sehingga akan terlihat gerakan yang tidak
teratur dan laju renangnya pun lambat. Gerakan yang tidak teratur ini
disebabkan oleh rasa sakit dan kepanikan perenang. Jika di kolam renang,
langsung berusaha ke tepi sesaat terjadi kram mungkin menjadi solusi yang
bagus, namun bila open water (danau, sungai, laut) jelas ini bukan
solusi yang baik.
Penanganan kram di darat maupun di air sebenarnya
memiliki prinsip yang sama yaitu lakukan peregangan . Langkah-langkah yang
harus dilakukan saat terjadi kram adalah :
- Bersikap tenang dan jangan berusaha ke tepi
- Tarik napas dalam dan tahan
- Lakukan peregangan dan pemijatan pada otot yang kram
- Jangan lakukan gerakan apapun kecuali peregangan (walaupun badan kita tenggelam)
- Tarik napas lagi, kemudian lakukan peregangan lagi
- Ulangi sampai nyerinya reda
- Setelah reda barulah berenang ke tepi, usahakan tidak menggunakan otot yang tadi kram
- Setelah di tepi lakukan kembali peregangan sampai otot terasa nyaman
Ada dua posisi utama untuk peregangan di air (untuk
otot-otot di ekstremitas bawah), yaitu :
- Posisi 1 : Tekuk lutut ke arah dada, dan tarik jari kaki dan telapak kaki ke arah punggung kaki. Posisi ini untuk mengatasi kram pada otot betis dan otot paha bagian belakang
- Posisi 2 : Tekuk paha ke belakang, tekuk lutut, tarik jari kaki dan punggung kaki ke arah telapak kaki. Posisi ini untuk mengatasi kram pada otot punggung kaki dan otot paha bagian depan.
3. Pertolongan
Pertama Saat Pingsan Di Dalam Air
Pingsan bisa berlangsung dikarenakan kelelahan waktu
berenang atau dikarenakan mengidap penyakit lain seperti typhus atau penyakit
ayan. pertolongannya yaitu seperti berikut, siswa dibaringkan di area yang
safe, teduh serta kering. posisi tubuh terlentang pada dimiringkan baju renang
dikendurkan di bagian yang menghalangi pernapasan serta pada pernapasannya
diberikan minyak cologne. pertolongan pertama pada korban yang tenggelam yaitu
seperti berikut :
- Baringkan tubuh korban didalam posisi terlentang dan kepala menghadap ke belakang
- Berikanlah napas buatan dengan meniupkan hawa napas pada mulut korban.
- Miringkan kepala korban serta buka mulut korban dengan jari-jari tangan anda
- Didalam posisi miring periksa denyut nadi korban di bagian leher
- Periksa mata korban
- Kerjakan napas buatan yang ke-2 dengan menghimpit tulang rusuk dada sisi bawah berkali-kali.
- Jika napas korban telah normal, ganti posisi terlentang jadi telungkup kepala dimiringkan.
- Jika PPPK yang anda kerjakan belum juga sukses, segera bawa ke dokter atau rumah sakit paling dekat.
4.
Pertolongan Pertama Saat Memar Ketika Berenang
Memar adalah cedera yang disebabkan oleh benturan atau pukulan pada kulit.
Jaringan di bawah permukaan kulit rusak dan pembuluh darah kecil pecah,
sehingga darah dan cairan seluler merembes ke jaringan sekitarnya (Morgan,
1993: 63). Memar ini menimbulkan daerah kebiru-biruan atau kehitaman pada
kulit. Bila terjadi pendarahan yang cukup, timbulnya pendarahan didaerah yang
terbatas disebut hermatoma (Hartono Satmoko, 1993:191). Nyeri pada memar
biasanya ringan sampai sedang dan pembengkakan yang menyertai sedang sampai
berat.
Adapun memar yang mungkin terjadi pada daerah kepala, bahu, siku, tangan, dada,
perut dan kaki. Benturan yang keras pada kepala dapat mengakibatkan memar dan
memungkinkan luka sayat
Penanganan pada cedera memar adalah sebagai berikut:
1) Kompres dengan es selama 12-24 jam untuk menghentikan pendarahan kapiler.
2) Istirahat untuk mencegah cedera lebih lanjut dan mempercepat pemulihan jaringan-jaringan lunak yang rusak.
1) Kompres dengan es selama 12-24 jam untuk menghentikan pendarahan kapiler.
2) Istirahat untuk mencegah cedera lebih lanjut dan mempercepat pemulihan jaringan-jaringan lunak yang rusak.
3) Hindari
benturan di daerah cedera pada saat latihan maupun pertandingan berikutnya.
5.
Petolongan Pertama Saat Perdarahan Di Dalam Air
Perdarahan terjadi karena pecahnya pembuluh darah sebagai akibat dari
trauma pukulan atau terjatuh. Kemungkinan pendarahan yang terjadi pada cabang
olahraga renang ialah pendarahan pada hidung, mulut dan kulit. Perawatan yang
dapat dilakukan oleh pelatih atau tim medis menurut Hardianto Wibowo (1995:21)
adalah sebagai berikut:
A) Pendarahan Pada Hidung
(1)
penderita didudukan, batang hidung dijepit sedikit kebawah tulang rawan hidung,
dalam posisi ibu jari berhadapan dengan jari-jari yang lain. Lakuka kurang
lebih 5 menit dengan jari tangan. Sementara penderita dianjurkan bernafas
melalui mulut
(2) hidung dan mulut dibersihkan dari bekas-bekas darah. Biasanya pendarahan akan berhasil dihentikan, sebaiknya diberikan kompres dingin disekitar batang hidung. Sekitar mata hingga pipi.
(3) Kalau pemijatan tidak berhasil, maka atlet harus diberi perlotongan oleh dokter atau dibawa kerumah sakit.
(2) hidung dan mulut dibersihkan dari bekas-bekas darah. Biasanya pendarahan akan berhasil dihentikan, sebaiknya diberikan kompres dingin disekitar batang hidung. Sekitar mata hingga pipi.
(3) Kalau pemijatan tidak berhasil, maka atlet harus diberi perlotongan oleh dokter atau dibawa kerumah sakit.
(4) Kalau
pendarahan hidung tidak mau berhenti setelah pertolongan pertama ini,
kemungkinan besar disertai patah tulang, kadang-kadang deformitas dapat
terjadi.
(5) Bila terjadi fraktur atau retak pada tulang hidung, maka untuk menghentikan pendarahan pada hidung tidak boleh dipijit, tetapi hanya diberi kompres dingin saja, lalu dikirim kerumah sakit. Jangan sekali-kali meniupkan udara dari hidung dengan paksa untuk mengeluarkan bekuan-bekuan darah, karena ini akan menimbulkan pendarahan paru.
(5) Bila terjadi fraktur atau retak pada tulang hidung, maka untuk menghentikan pendarahan pada hidung tidak boleh dipijit, tetapi hanya diberi kompres dingin saja, lalu dikirim kerumah sakit. Jangan sekali-kali meniupkan udara dari hidung dengan paksa untuk mengeluarkan bekuan-bekuan darah, karena ini akan menimbulkan pendarahan paru.
B) Pendarahan Pada Mulut
(1) hentikan pendarahan dari bibir atau gusi dengan penekenan secara langsung dan kompres dingin.
(2) Bila gigi goyang atau fraktur, jangan mencabutnya. Kirim ke dokter gigi untuk penanganan lebih lanjut.
C)
Pendarahan Pada Kulit
(1)
Bersihkan luka terlebih dahulu dengan obat yang mengandung antiseptik.
(2) setelah luka kering lalu diberi obat yang mengandung antiseptik seperti betadine, apabila luka sobek lebih dari satu cm sebaiknya di jahit, apabila lepuh dan robek, potonglah sisa-sisa kulitnya kemudian dibersihkan dan bebatlah dengan bahan yang tidak melekat.
(2) setelah luka kering lalu diberi obat yang mengandung antiseptik seperti betadine, apabila luka sobek lebih dari satu cm sebaiknya di jahit, apabila lepuh dan robek, potonglah sisa-sisa kulitnya kemudian dibersihkan dan bebatlah dengan bahan yang tidak melekat.
6.
Pertolongan Pertama Saat Luka Di Dalam
Air
Menurut Hartono Satmoko (1993:187), luka didefinisikan sebagai suatu ketidaksinambungan dari kulit dan jaringan dibawahnya yang mengakibatkan pendarahan yang kemudian dapat mengalami infeksi. Luka dapat dibagi menjadi (1) Luka lecet (Abrasi): cedera goresan pada kulit. (2) Lepuh: cedera gesekan pada kulit. Seluruh tubuh mempunyai kemungkinan besar untuk mengalami luka, karena setiap perenang akan melakukan kontak langsung pada saat latihan dan bisa juga luka karena peralatan yang dipakai.
Perawatan yang dapat dilakukan oleh pelatih atau tim medis menurut Hardianto Wibowo (1995:21) adalah sebagai berikut:
a) Bersihkan terlebih dahulu
luka tersebut, karena dikhawatirkan akan timbul infeksi. Cara membersihkan luka
pada kulit yaitu dibersihkan atau dicuci dengan Hidrogen peroksida (H202) 3%
yang bersifat antiseptik (membunuh bibit penyakit), Detol atau betadine, PK
(kalium permangat) kalau tidak ada bisa dengan sabun. Setelah luka dikeringkan
lalu diberikan obat-obatan yang mengandung antiseptik juga, misalnya: obat
merah, yodium tingtur, larutan betadine pekat. Apabila luka robek lebih dari
1cm, sebaiknya dijahit.
b) Bila lepuhnya robek,
potonglah sisa-sisa kulitnya. Kemudian bersihkanlah dan bebatlah dengan bahan
yang tidak melekat. Bila lepuh utuh dan tidak mudah robek, biarkan atau
letakkan bebat untuk lepuh diatasnya. Bila lepuhnya tegang, nyeri atau terlihat
akan pecah, bersihkan dan kemudian tusuklah dengan jarum steril. Kemudian
tutuplah dengan bebat yang bersih.
C. Cara Mencegah Terjadinya Kecelakaan Di Dalam Air
Sebelum kecelakaan air tersebut terjadi alangkah
baiknya Anda mengetahui beberapa tips mencegah kecelakaan air :
1. Lakukan Peregangan
Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan air adalah karena kaki keram. Mungkin saja seseorang sedang berenang di kolam yang dalam namun tiba – tiba kakinya keram dan tidak bisa digerakkan sama sekali. Mungkin saja kemudian orang tersebut tenggelam lalu meninggal dunia karena kehabisan nafas.
2. Ukur Kemampuan Anda
Ukurlah kemampuan Anda. Jika Anda tidak begitu pandai berenang, maka pilihlah kolam yang dangkal. Namun jika anda mampu berenang dengan baik ya silakan anda pilih kolam yang mana saja.
3. Jangan Lupa Makan
Keram perut juga salah satu penyebab kecelakaan air dimana korban akan merasakan rasa keram campur nyeri di bagian perut hingga tubuhnya tidak mampu digerakkan. Untuk mencegah terjadinya keram perut diantaranya adalah dengan melakukan peregangan pada pinggang sebelum Anda masuk ke dalam air dan jangan lupa ... makanlah makanan apapun sebelum Anda berenang. Yang jelas pencernaan anda tidak boleh dalam keadaan kosong saat berenang untuk mencegah terjadinya keram perut.
4. Belajar Cara Menyelamatkan Orang Lain
Jika anda pandai berenang, apa salahnya jika anda belajar bagaimana caranya menyelamatkan orang lain yang mengalami kecelakaan air? Setidaknya Anda harus mampu menolong orang yang tenggelam. Yah ... lumayanlah orang – orang juga akan berpendapat bahwa Anda adalah seseorang yang berjiwa heroik :)
5. Jangan Sendirian
Jika anda merasa anda belum pandai berenang, maka jangan pernah berenang sendirian. Mintalah rekan anda yang pandai berenang untuk mengawasi anda. Siapa tahu tiba – tiba anda tenggelam, setidaknya nyawa Anda dapat terselamatkan.
Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan air adalah karena kaki keram. Mungkin saja seseorang sedang berenang di kolam yang dalam namun tiba – tiba kakinya keram dan tidak bisa digerakkan sama sekali. Mungkin saja kemudian orang tersebut tenggelam lalu meninggal dunia karena kehabisan nafas.
2. Ukur Kemampuan Anda
Ukurlah kemampuan Anda. Jika Anda tidak begitu pandai berenang, maka pilihlah kolam yang dangkal. Namun jika anda mampu berenang dengan baik ya silakan anda pilih kolam yang mana saja.
3. Jangan Lupa Makan
Keram perut juga salah satu penyebab kecelakaan air dimana korban akan merasakan rasa keram campur nyeri di bagian perut hingga tubuhnya tidak mampu digerakkan. Untuk mencegah terjadinya keram perut diantaranya adalah dengan melakukan peregangan pada pinggang sebelum Anda masuk ke dalam air dan jangan lupa ... makanlah makanan apapun sebelum Anda berenang. Yang jelas pencernaan anda tidak boleh dalam keadaan kosong saat berenang untuk mencegah terjadinya keram perut.
4. Belajar Cara Menyelamatkan Orang Lain
Jika anda pandai berenang, apa salahnya jika anda belajar bagaimana caranya menyelamatkan orang lain yang mengalami kecelakaan air? Setidaknya Anda harus mampu menolong orang yang tenggelam. Yah ... lumayanlah orang – orang juga akan berpendapat bahwa Anda adalah seseorang yang berjiwa heroik :)
5. Jangan Sendirian
Jika anda merasa anda belum pandai berenang, maka jangan pernah berenang sendirian. Mintalah rekan anda yang pandai berenang untuk mengawasi anda. Siapa tahu tiba – tiba anda tenggelam, setidaknya nyawa Anda dapat terselamatkan.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
P3K adalah upaya pertolongan dan perawatan
sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih
sempurna dari dokter atau paramedik. Pertolongan pertama pada kecelakaan
sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa korban ke dokter atau
rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan korban
mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.
Ada beberapa tahap dalam memberikan Pertolongan Pertama Pada kecelakaan :
1. Penolong
mengamankan diri sendiri ( memastikan penolong telah aman dari bahaya)
2. Amankan
Korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman dan
3. nyaman.
4. Tandai
tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
5. Usahakan
Menghubungi Tim Medis
6. Tindakan P3K
DAFTAR
PUSTAKA