uji normalitas dan homogenitas



UJI NORMALITAS

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistik parametrik.Karena data yang berdistribusi normal merupakan syarat dilakukannya tes parametrik.Sedangkan untuk data yang tidak mempunyai distribusi normal, maka analisisnya menggunakan tes non parametric.
Data yang mempunyai distribusi yang normal berarti mempunyai sebaran yang normal pula. Dengan profit data semacam ini maka data tersebut dianggap bisa mewakili populasi. Normal disini dalam arti mempunyai distribusi data normal. Normal atau tidaknya berdasarkan patokan distribusi normal dari data dengan mean dan standar deviasi yang sama. Jadi uji normalitas pada dasarnya melakukan perbandingan antara data yang kita miliki dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita.
Untuk mengetahui bentuk distribusi data dapat digunakan grafik distribusi dan analisis statistik. Penggunaan grafik distribusi merupakan cara yang paling gampang dan sederhana. Cara ini dilakukan karena bentuk data yang terdistribusi secara normal akan mengikuti pola distribusi normal di mana bentuk grafiknya mengikuti bentuk lonceng (atau bentuk gunung). Sedangkan analisis statistik menggunakan analisis keruncingan dan kemencengan kurva dengan menggunakan indikator keruncingan dan kemencengan.Perhatikan data hasil belajar siswa kelas 2 SMP pada mata pelajaran matematika dibawah ini.


Nomor
Nama
Nilai
1
Amir
78
2
Budi
75
3
Cici
76
4
Donny
67
5
Elisa
87
6
Farhan
69
7
Ghulam
65
8
Hilma
64
9
Ilyasa
68
10
Jarot
74
11
Kamila
73
12
Lala
76
13
Munir
78
14
Nisa
85
15
Opik
81
16
Qori
67
17
Rosa
65
18
Tutik
68
19
Umi
64
20
Vonny
63
21
Xerric
67
22
Wolly
69
23
Yonny
74
24
Zidni
75
25
Agung
68
26
Boby
67
27
Catur
62
28
Dadang
71
29
Emy
72
30
Fonny
45


Terdapat 4 cara untuk menentukan apakah data diatas tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.Empat cara pengujian normalitas data sebagai berikut:
1.      Kertas Probabilitas Normal
            Apabila dari penelitian sudah terkumpul data lengkap, maka untuk pengujian normalitas dilalui langkah-langkah sebagai berikut.
a.    Membuat tabel distribusi frekuensi.
b.    Menentukan batas nyata tiap-tiap kelas interval.
c.    Mencari frekuensi kumulatif dan frekuensi kumulatif relative (dalam persen).
d.   Dengan skala sumbu mendatar dan sumbu menegak, menggambarkan grafik dengan data yang ada, pada kertas probabilitas normal.
e.    Dengan angka-angka yang ada pada tabel distribusi diletakkan titik-titik frekuensi kumulatif relative pada kertas probabilitas yang telah disediakan pada buku-buku statistic. Jika letak titik-titik berada pada garis lurus atau hampir lurus, maka dapat disimpulkan dua hal:
v Mengenai data itu sendiri
     Dikatakan bahwa data itu terdistribusi normal atau hampir normal (atau dapat didekati oleh distribusi normal).
v Mengenai populasi dari mana data sampel diambil.
Dikatakan bahwa populasi dari mana data sampel itu diambil ternyata berdistribusi normal atau hampir terdistribusi normal, atau dapat didekati oleh distribusi normal. Jika titik-titik yang diletakkan tidak menunjukkan terletak pada garis lurus maka dapat disimpulkan bahwa data atau sampel yang diambil tidak berasal dari populasi normal.

2.      Uji Chi Kuadrat
Menurut Prof.DR.Sugiono (2005, dalam buku “ Statistika untuk Penelitian “), salah satu uji normalitas data yaitu chi kuadrat (  ) merupakan pengujian hipotesis yang dilakukandengan cara membandingkan kurve normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurve normal baku atau standar (A). Jadi membandingkan antara (B/A). Bila B tidak berbeda secara signifikan dengan A, maka B merupakan data yang berdistribusi normal.
Ho:data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1:data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Grafik distribusi chi kuadrat (  ) umumnya merupakan kurve positif , yaitu miring ke kanan. Kemiringan ini makin berkuran jika derajat kebebasan (dk) makin besar.
Langkah-Langkah Menguji Data Normalitas dengan Chi Kuadrat:
1.      Menentukan Mean/ Rata-Rata
2.      Menentukan Simpangan Baku
3.      Membuat daftar distribusi frekuensi yang diharapkan
·         Menentukan batas kelas
·         Mencari nilai Z skor untuk batas kelas interval
·         Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal
·         Mencari luas tiap kelas interval
·         Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei)
4.      Merumuskan formula hipotesis
Ho:data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1:data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
5.      Menentukan taraf nyata (a)
Untuk mendapatkan nilai chi-square tabel

6.      dk = k – 1
dk = Derajat kebebasan
k = banyak kelas interval
7.      Menentukan Nilai Uji Statistik

Keterangan:
Oi = frekuensi hasil pengamatan pada klasifikasi ke-i
Ei = Frekuensi yang diharapkan pada klasifikasi ke-i
8.      Menentukan Kriteria Pengujian Hipotesis
9.    Memberi Kesimpulan
Perhatikah data hasil belajar siswa kelas 2 SMP pada mata pelajaran matematika di atas. Kita akan melakukan uji normalitas data dengan chi kuadrat.
1.      Kita siapkan terlebih dahulu tabel distribusi frekuensi :
Interval prestasi
Frekuensi
45-54
55-64
65-74
75-84
85-94
1
4
16
7
2
Jumlah
30
2.      Mencari Mean dan Simpangan Baku
Interval Prestasi
F




f ^2
45-54
1
49,5
49,5
-21,6667
469,4444
469,4444
55-64
4
59,5
238
-11,6667
136,1111
544,4444
65-74
16
69,5
1112
-1,66667
2,777778
44,44444
75-84
7
79,5
556,5
8,333333
69,44444
486,1111
85-94
2
89,5
179
18,33333
336,1111
672,2222
Jumlah


2135


2216,667
3.      Membuat daftar distribusi frekuensi yang diharapkan
·          Menentukan Batas Kelas
Angka skor kiri pada kelas interval dikurangi 0,5
Angka skor kanan pada kelas interval ditambah 0,5
Sehingga diperoleh batas kelas sbb:
Batas Kelas
44,5
54,5
64,5
74,5
84,5
94,5
·           Mencari nilai Z skor untuk batas kelas interval
Sehingga diperoleh:
Z
-3,050343249
-1,9061785
-0,7620137
0,382151
1,5263158
2,6704805
·         Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal
Luas 0-Z pada tabel
0,4989
0,4713
0,2764
0,148
0,4357
0,4962
·         Mencari luas tiap kelas interval
Yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga, dst. Kecuali untuk angka pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya. Sehingga diperoleh hassil sbb:
Luas Tiap Interval Kelas
0,0276
0,1949
0,4244
0,2877
0,0605
·         Mencari frekuensi yang diharapkan (E)
Dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n = 30). Diperoleh:
E
0,828
5,847
12,732
8,631
1,815
Tabel Frekuensi yang Diharapkan dan Pengamatan
Batas Interval
Z
Luas 0-Z pada tabel
Luas Tiap Interval Kelas
E
F
f-E


44,5
-3,050343249
0,4989
0,0271
0,828
1
0,172
0,029584
0,035729469
54,5
-1,9061785
0,4713
0,1949
5,847
4
-1,8
3,411409
0,583446
64,5
-0,7620137
0,2764
0,4244
12,73
16
3,27
10,67982
0,838817
74,5
0,382151
0,148
0,2877
8,631
7
-1,6
2,660161
0,30821
84,5
1,5263158
0,4357
0,0605
1,815
2
0,19
0,034225
0,018857
94,5
2,6704805
0,4962





1,785059469
4.      Menentukan taraf nyata dan chi-kuadrat tabel
Karena
Maka  berasal dari populasi data yang berdistribusi normal sehingga  dapat diterima.Data berdistribusi normal.

3.      Uji Lilliefors
Menurut Sudjana (1996: 466), uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors (Lo) dilakukan dengan langkah-langkah berikut.  Diawali dengan penentuan taraf sigifikansi, yaitu pada taraf signifikasi 5% (0,05) dengan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
H0: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Dengan kriteria pengujian :
Jika Lhitung< Ltabel terima H0, dan
Jika Lhitung ≥ Ltabel tolak H0
Adapun langkah-langkah pengujian normalitas adalah :
1.         Data pengamatan x1, x2 , x3, ….., xn dijadikan bilangan baku z1, z2 , z3, ….., zn dengan menggunakan rumus   (dengan  dan  masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku)
2.         Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z < zi).
3.        Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2 , z3, ….., zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi) maka:
4.         Hitung selisih F(zi) – S(zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.
5.         Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut, misal harga tersebut L0.
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol (H0), dilakukan dengan cara membandigkan L0 ini dengan nilai kritis L yang terdapat dalam tabel untuk taraf nyata yang dipilih .
Contoh pengujian normalitas data dengan uji liliefors:
Uji Normalitas Data Hasil Belajar Matematika Siswa
H0: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
No





1
45
-3,1987
0,001
0,03333
0,0323
2
62
-1,0604
0,1446
0,06667
0,07793
3
63
-0,9346
0,1762
0,1
0,0762
4
64
-0,8088
0,2119
0,13333
0,07857
5
64
-0,8088
0,2119
0,16667
0,04523
6
65
-0,683
0,2483
0,2
0,0483
7
65
-0,683
0,2483
0,23333
0,01497
8
67
-0,4314
0,3336
0,26667
0,06693
9
67
-0,4314
0,3336
0,3
0,0336
10
67
-0,4314
0,3336
0,33333
0,00027
11
67
-0,4314
0,3336
0,36667
0,0331
12
68
-0,3057
0,3821
0,4
0,0179
13
68
-0,3057
0,3821
0,43333
0,0512
14
68
-0,3057
0,3821
0,46667
0,0846
15
69
-0,1799
0,4325
0,5
0,0675
16
69
-0,1799
0,4325
0,53333
0,1008
17
71
0,0717
0,5279
0,56667
0,0388
18
72
0,19748
0,5745
0,6
0,0255
19
73
0,32327
0,6255
0,63333
0,0078
20
74
0,44906
0,676
0,66667
0,00933
21
74
0,44906
0,676
0,7
0,024
22
75
0,57484
0,7157
0,73333
0,0176
23
75
0,57484
0,7157
0,76667
0,051
24
76
0,70063
0,758
0,8
0,042
25
76
0,70063
0,758
0,83333
0,0753
26
78
0,9522
0,8289
0,86667
0,0378
27
78
0,9522
0,8289
0,9
0,0711
28
81
1,32956
0,9049
0,93333
0,0284
29
85
1,8327
0,9664
0,96667
0,0003
30
87
2,08428
0,9812
1
0,0188

Rata-rata:
Standar Deviasi:
Dari kolom terakhir dalam tabel di atas didapat L0 = 0,1008dengan n = 30 dan taraf nyata α = 0,05. Dari tabel Nilai Kritis L untuk Uji Lilieforsdi dapat L = 0,161 yang lebih besar dari L0 = 0,1008sehingga hipotesis H0 diterima.
Simpulan:
Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

4.      Uji Kolmogorov Smirnov
Fungsi dan Dasar Pemikiran
Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov adalah suatu tes goodness-of-fit.Artinya, yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi teoritis tertentu.Tes ini menetapkan apakah skor-skor dalam sampel dapat secara masuk akal dianggap berasal dari suatu populasi dengan distributive tertentu itu.
Jadi, tes mencakup perhitungan distribusi frekuensi kumulatif yang akan terjadi dibawah distribusi teoritisnya, serta membandingan distribusi frekuensi itu dengan distribusi frekuensi kumulatif hasil observasi. Distribusi teoriti tersebut merupakan representasi dari apa yang diharapkan dibawah H0. Tes Ini menerapkan suatu titik dimana kedua distribusi itu-yakni yang teoritis dan yang terobservasi-memiliki perbedaan terbesar.Dengan melihat distribusi samplingnya dapat kita ketahui apakah perbedaan yang besar itu mungkin terjadi hanya karena kebetulan saja.Artinya distribusi sampling itu menunjukan apakah perbedaan besar yang diamati itu mungkin terjadi apabila observasi-observasi itu benar-benar suatu sampel random dari distribusi teoritis itu.
Metode
Misalkan suatu F0(X) = suatu fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang sepenuhnya ditentukan, yakni distribusi kumulatif teoritis di bawah H0. Artinya untuk harga N yang sembarang besarnya, Harga F0(X) adalah proporsi kasus yang diharapkan mempunyai skor yang sama atau kurang daripada X.
Misalkan SN(X) = distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi dari suatu sampel random dengan N observasi. Dimana X adalah sembarang skor yang mungkin, SN(X) = k/N, dimana k = banyak observasi yang sama atau kurang dari X.
Di bawah Hopotesis-nol bahwa sampel itu telah ditarik dari distribusi teoritis tertentu, maka diharapkan bahwa untuk setiap harga X, SN(X) harus jelas mendekati F0(X). Artinya di bawah H0 kita akan mengharapkan  selisis antara SN(X) dan F0(X) adalah kecil, dan ada dalam batas-batas kesalahan random. Tes Kolmogorov-Smirnov memusatkan perhatian pada penyimpangan (deviasi) terbesar. Harga F0(X) -SN(X) terbesar dinamakan deviasi maksimum.
D = maksimum |F0(X) - SN(X)|

 


Distribusi sampling D di bawah H0 diketahui.Tabel E pada lampiran memberikan harga-harga kritis tertentu distribusi sampling itu.Perhatikanlah bahwa signifikasi suatu harga D tertentu adalah bergantung pada N. Harga-harga kritis untuk tes-tes satu sisi belum ditabelkan secara memadai.
Prosedur pengujian Kolmogorov-Smirnov ini dilakukan dengan blangkah-langkah sebagai berikut:
1.      Tetapkanlah fungsi kumulatif teoritisnya, yakni distribusi kumulatif yang diharapkan di bawah H0.
2.      Aturlah skor-skor yang diobservasi dalam suatu distribusi kumulatif dengan memasangkan setiap interval SN(X) dengan interval F0(X) yang sebanding.
3.      Untuk tiap-tiap jenjang pada distribusi kumulatif, kurangilah F0(X) dengan SN(X).
4.      Dengan memakai rumus carilah D.
5.       Lihat table E untuk menemukan kemungkinan (dua sisi) yang dikaitkan dengan munculnya harga-harga sebesar harga D observasi di bawah H0Jika p  sama atau kurang dari α, tolaklah H0.
Kekuatan
Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov ini memperlihatkan den menggarap suatu observasi terpisah dari yang lain. Dengan demikian, lain dengan tes X2 untuk satu sampel.Tes Kolmogorov-Smirnov tidak perlu kehilangan informasi karena digabungkannya kategori-kategori. Bila sampel kecil dan oleh karenanya kategori-kategori yang berhampiran harus digabungkan sebelum X2dapat dihitung secara selayaknya, tes X2jelas lebih kecil kekuatannya disbanding dengan tes Kolmogorov-Smirnov ini. Dan untuk sampel yang sangat kecil tes X2sama sekali tidak dapat dijalankan, sedangkan tes Kolmogorof-Smirnov dapat. Fakta ini menunjukan bahwa tes Kolmogorov-Smirnov mungkin lebih besar kekuatannya dalam semua kasus, jika dibandingkan dengan tes lainnya yakni tes X2.
Contoh pengujian normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov :
Uji Normalitas Data Hasil Belajar Matematika Siswa
H0: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Berikut ini adalah langkah-langkah pengujian normalitas data dengan bantuan SPSS:
1.        Dengan Analyze-Descriptive Statitics-Explore
a.       Masuk program SPSS
b.      Klik Variable View pada SPSS data editor


















c.       Pada kolom Name baris pertama ketik nomor dan pada kolom Name baris kedua ketik beratbadan.
d.      Pada kolom Type pilih Numeric untuk nomor dan beratbadan. Pada kolom Decimals pilih 0 untuk nomor dan beratbadan.










e.       Buka Data View pada SPSS data editor maka didapat kolom variable nomor dan variable beratbadan.







 

f.       Ketikkan data sesuai dengan variabelnya.
g.      Klik variable Analyze>>Descriptive Statistics>>Explore.









h.      Klik variable beratbadan dan masukkan ke kotak Dependent List.
i.        Klik Plots.









j.         Klik Normality Plots With Test kemudian klik Continue.








k.      Klik OK maka output keluar.

Jadi Output dari contoh data di atas yaitu:
Case Processing Summary

Cases
Valid
Missing
Total
N
Percent
N
Percent
N
Percent
VAR00001
30
100,0%
0
,0%
30
100,0%

Descriptives

Statistic
Std. Error
VAR00001
Mean
70,4333
1,45245
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
67,4627

Upper Bound
73,4039

5% Trimmed Mean
70,6481

Median
69,0000

Variance
63,289

Std. Deviation
7,95541

Minimum
45,00

Maximum
87,00

Range
42,00

Interquartile Range
8,75

Skewness
-,601
,427
Kurtosis
2,751
,833

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
VAR00001
,111
30
,200*
,933
30
,059
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
VAR00001 Stem-and-Leaf Plot

 Frequency    Stem &  Leaf
     1,00 Extremes    (=<45)
     4,00        6 .                      2344
    11,00       6 .                     55777788899
     5,00        7 .                     12344
     6,00        7 .                     556688
     1,00        8 .                     1
     2,00        8 .                     57
 Stem width:     10,00
 Each leaf:       1 case(s)


Analisis:
Output Case Processing Summary
Semua data beratbadan (30 orang) valid (100%)

Output Descriptives
Memberikan gambaran (deskripsi) tentang suatu data, seperti rata-rata, standar deviasi, variansi dan sebagainya.
Output Test of Normality
Bagian ini akan menguji normal tidaknya sebuah distribusi data.
Pedoman pengambilan keputusan:
·      Nilai Sig. atau signifikasi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal.
·      Nilai Sig. atau signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusi adalah normal.
Pada hasil uji Kolmogorov Smirnov distribusi nilai siswa adalah normal. Hal ini bisa dilihat pada tingkat pada tingkat signifikansi kedua alat uji, yaitu > 0,05 (0,200)
Output STEM AND LEAF
Analisis:
·      Pada baris pertama, ada 1 siswa yang mempunyai nilai ekstrim. Leaf atau cabangnya bernilai ≤ 45berarti nilai 1 siswa tersebut adalah ≤ 45.
·      Pada baris kedua, ada  4 siswa yang mempunyai nilai  6. Leaf atau cabangnya bernilai  .  2, 3, 4,  dan 4 berarti nilai 4 siswa tersebut adalah 62, 63, 64 dan 64.
·      Dan seterusnya
Output untuk menguji normalitas dengan Plot (Q-Q Plot)
Jika suatu distribusi data normal, maka data akan tersebar di sekeliling garis. Pada output data terlihat bahwa pola data tersebar di sekeliling garis, yang berarti bisa dikatakan berdistribusi normal.
Output untuk menguji normalitas dengan Plot (detrended Normal Q-Q Plot)
Output ini untuk mendeteksi pola-pola dari titik yang bukan bagian dari kurva normal.
Output BOXPLOT
Boxplot adalah kotak pada gambar berwarna abu-abu (atau mungkin warna yang lain) dengan garis tebal horizontal di kotak tersebut. Kotak abu-abu tersebut memuat 50% data, atau mempunyai batas persentil ke-25 dan ke-75 (lihat pembahasan interquartile mean). Sedangkan garis tebal hitam adalah median data.
Berikut ini gambar Boxplot teoritis:
hspread
   Whisker (nilai 1,5 dari hspread)

Nilai di atas garis ini adalah outlier atau nilai ekstrim
Nilai di bawah garis ini adalah outlier atau nilai ekstrim
Persentile (25)disebut HINGES
Persentile (50) disebut MEDIAN
Persentile (75) disebut HINGES
 












2.      Dengan Analyze-NonParametric Test-Sampel K-S
Langkah keseluruhan hampir sama dengan no.1 namun hanya berbeda pada globalnya yaitu Analyze>>NonParametric Test>>Sampel K-S.  jadi output dari contoh data di atas adalah :
NPar Tests
Notes
Output Created
16-Mar-2011 16:17:25
Comments

Input
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
30
Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.
Syntax
NPAR TESTS
  /K-S(NORMAL)=VAR00001
  /MISSING ANALYSIS.

Resources
Processor Time
00:00:00,016
Elapsed Time
00:00:00,016
Number of Cases Alloweda
196608
a. Based on availability of workspace memory.
[DataSet0]
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

VAR00001
N
30
Normal Parametersa,b
Mean
70,4333
Std. Deviation
7,95541
Most Extreme Differences
Absolute
,111
Positive
,105
Negative
-,111
Kolmogorov-Smirnov Z
,609
Asymp. Sig. (2-tailed)
,852
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Simpulan:
Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.















UJI HOMOGENITAS

Uji homogenitas merupakan uji perbedan antara dua atau lebih populasi. Semua karakteristik populasi dapat bervariasi antara satu populasi dengan yang lain. Dua di antaranya adalah mean dan varian (selain itu masih ada bentuk distribusi, median, modus, range, dll).
Penelitian yang selama ini baru menggunakan mean sebagai tolak ukur perbedaan antara dua populasi. Para peneliti belum ada yang melakukan pengujian atau membuat hipotesis terkait dengan kondisi varian diantara dua kelompok. Padahal ini memungkinkan dan bisa menjadi kajian yang menarik. Misalnya saja sangat memungkinkan suatu treatmen tidak hanya mengakibatkan perbedaan mean tapi juga perbedaan varian. Jadi misalnya, metode pengajaran tertentu itu cocok untuk anak-anak dengan kesiapan belajar yang tinggi tapi akan menghambat mereka yang kesiapan belajarnya rendah. Ketika diberikan pada kelas yang mencakup kedua golongan ini, maka siswa yang memiliki kesiapan belajar tinggi akan terbantu sehingga skornya akan tinggi, sementara yang kesiapan belajarnya rendah akan terhambat, sehingga skornya rendah. Nah karena yang satu mengalami peningkatan skor sementara yang lain penurunan, ini berarti variasi dalam kelompok itu makin lebar. Sehingga variansinya akan membesar.
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varians skor yang diukur pada kedua sampel memiliki varians yang sama atau tidak. Populasi-populasi dengan varians yang sama besar dinamakan populasi dengan varians yang homogen, sedangkan populasi-populasi dengan varians yang tidak sama besar dinamakan populasi dengan varians yang heterogen.
 Faktor-faktor yang menyebabkan sampel atau populasi tidak homogen adalah proses sampling yang salah, penyebaran yang kurang baik, bahan yang sulit untuk homogen, atau alat untuk uji homogenitas rusak. Apabila sampel uji tidak homogen maka sampel tidak bisa digunakan dan perlu dievaluasi kembali mulai dari proses sampling sampai penyebaran bahkan bila memungkinkan harus diulangi sehingga mendapatkan sampel uji yang homogen.
Menguji Homogenitas Varians Populasi
Perhatikan data nilai matematika siswa kelas A dan kelas B berikut ini:

No
Nilai
Kelas A
Kelas B
1
5
5
2
6
5
3
9
9
4
8
6
5
10
10
6
9
6
7
8
9
8
9
9
9
9
9
10
10
10
11
10
10
12
8
8
13
10
10
14
6
2
15
7
6
16
9
10
17
9
9
18
8
10
19
9
9
20
10
10
21
9
10
22
10
10
23
9
10
24
7
6
25
8
10
26
9
10
27
10
9
28
5
3
29
8
8
30
9
9
31
10
10
32
7
6
33
6
4
34
8
3
35
8
8

Untuk melakukan uji homogenitas data tersebut.Ada dua macam uji homogenitas untuk menguji kehomogenan dua atau lebih variansi yaitu :
1.        Uji Harley Pearson
Uji ini digunakan untuk menguji ukuran dengan cuplikan yang sama (n yang sama ) untuk tiap kelompok, misalkan kita mempunyai dua populasi normal dengan varians  dan , akan diuji mengenai uji dua pihak untuk pasangan hipotesis nol  dan tandingannya  :
Berdasarkan sampel acak yang masing-masing secara independen diambil dari populasi tersebut. Jika sampel dari populasi kesatu berukuran dengan varians  dan sampel dari populasi kedua berukuran dengan varians  maka untuk menguji hipotesis di atas digunakan statistik
Kriteria pengujian adalah : diterima hipotesis   jika
untuk taraf nyata α, dimana  didapat dari daftar distribusi F dengan peluang β, dk pembilang = m dan dk penyebut =  n.
dalam hal lainnya  ditolak.
Statistik lain yang digunakan untuk menguji hipotesis  adalah
Prosedur pengujian hipotesis :
1)      Menentukan formulasi hipotesis
2)      Menentukan taraf nyata (α) dan 
 ditentukan dengan α, derajat bebas pembilang , dan derajat penyebut  dengan rumus
3)      Menentukan kriteria pengujian:
Ho diterima jika 
Ho ditolak  jika   atau 
4)      Menentukan uji statistik
5)      Menarik kesimpulan
Contoh soal :
Perhatikan data nilai matematika siswa kelas A dan kelas B di atas.
1.      Hipotesis
   (homogen)
  (tidak homogen)
2.      Menentukan taraf nyata (α) dan 
 ditentukan dengan α = 5%, derajat bebas pembilang , dan derajat penyebut  dengan rumus
3.      Kriteria pengujian:
Ho diterima jika 
Ho ditolak  jika   atau 
4.      Uji statistik
5.      Kesimpulan
Karena Fhitung =  maka H0 ditolak. Jadi data tidak berasal dari populasi yang homogendalam taraf nyata 0,05. Jadi kedua sampel memiliki varians tidak homogen sehingga kedua sampel tersebut tidak homogen.
 aentukan dengan :
nguji ukuran dengan cuplikan yang sama maupun tidak sama (n yang sama maupun n yang berbeda) untuk tiap ke
2.      Uji Bartlett
Uji ini digunakan untuk menguji ukuran dengan cuplikan yang sama maupun tidak sama (n yang sama maupun n yang berbeda) untuk tiap kelompok.
Untuk menguji kesamaan beberapa buah rata-rata, dimisalkan populasinya mempunyai varians yang homogen, yaitu . Demikian untuk menguji kesamaan dua rata-rata, telah dimisalkan , akan diuraikan perluasannya yaitu untuk menguji kesamaan k buah (k≥2) buah populasi berdistribusi independen  dan normal masing-masing dengan varians . Akan diuji hipotesis :
Berdasarkan sampel-sampel acak yang masing-masing diambil dari setiap populasi.Metode yang akan digunakan untuk melakukan pengujian ini adalah dengan uji Bartlett. Kita misalkan masing-masing sampel berukuran  dengan data  dan hasil pengamatan telah disusun dalam daftar :

DARI POPULASI KE
1           2          k
Data hasil pengamatan
                  

selanjutnya, dari sampel-sampel itu akan kita hitung variansnya masing-masing adalah
.
Untuk memudahkan perhitungan, satuan-satuan yang diperlukan untuk uji Bartlett lebih baik disusun dalam sebuah daftar seperti :
Sampel ke
dk


Log
(dk) log
1

2
.
.
.

k

.
.






.
.
.

Log

Log
.

.

Log

.
.
.

jumlah



            Dari daftar ini kita hitung harga-harga yang diperlukan, yakni :
Harga satuan B dengan rumus :
Untuk uji Bartlet digunakan statistik chi-kuadrat.
Dengan ln 10 = 2,3026, disebut logaritma asli dari bilangan 10.
Dengan taraf nyata α, kita tolak hipotesis  jika , dimana  didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1-α) dan dk = ( k-1).
Jika harga  yang dihitung dengan rumus di atas ada di atas harga  dari daftar dan cukup dekat kepada harga tersebut, biasanya dilakukan koreksi terhadap rumus dengan menggunakan faktor koreksi K sebagai berikut :
Dengan faktor koreksi ini, statistik  yang dipakai sekarang ialah :
Dengan  di ruas kanan dihitung dengan rumus . dalam hal ini, hipotesis  ditolak jika
Prosedur pengujian hipotesis :
1)      Menentukan formulasi hipotesis
2)      Menentukan taraf nyata (α) dan 
 dimana  didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1-α) dan dk = ( k-1).
3)      Menentukan kriteria pengujian:
Ho diterima jika
Ho ditolak  jika 
4)      Menentukan uji statistik
5)      Menarik kesimpulan
Contoh soal :
Perhatikan data nilai matematika siswa kelas A dan kelas B di atas.
Dengan rumus varians 
Dari data diperoleh :
2,114286
5,878992
1.       (homogen)
  (tidak homogen)
2.    Taraf nyata (α=5%) dan
3.    Kriteria pengujian
 diterima, jika 
 ditolak, jika 
4.    Menentukan uji statistik
Uji statistik :
a.    Varians gabungan dari semua sampel
=3,996639
b.    Harga satuan B
Log
=0,601695
c.       Harga X2
d.      Kesimpulan
Karena  maka H0 ditolak. Jadi data tidak berasal dari populasi yang homogen dalam taraf nyata 0,05. Jadi kedua sampel memiliki varians tidak homogen sehingga kedua sampel tersebut tidak homogen.