uji normalitas dan homogenitas
UJI NORMALITAS
Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi
data.Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis
statistik parametrik.Karena data yang berdistribusi normal merupakan syarat
dilakukannya tes parametrik.Sedangkan untuk data yang tidak mempunyai
distribusi normal, maka analisisnya menggunakan tes non parametric.
Data yang mempunyai distribusi yang normal berarti mempunyai sebaran
yang normal pula. Dengan profit data semacam ini maka data tersebut dianggap
bisa mewakili populasi. Normal disini dalam arti mempunyai distribusi data
normal. Normal atau tidaknya berdasarkan patokan distribusi normal dari data
dengan mean dan standar deviasi yang sama. Jadi uji normalitas pada dasarnya
melakukan perbandingan antara data yang kita miliki dengan data berdistribusi
normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita.
Untuk mengetahui bentuk distribusi data dapat digunakan grafik distribusi
dan analisis statistik. Penggunaan grafik distribusi merupakan cara yang paling
gampang dan sederhana. Cara ini dilakukan karena bentuk data yang terdistribusi
secara normal akan mengikuti pola distribusi normal di mana bentuk grafiknya
mengikuti bentuk lonceng (atau bentuk gunung). Sedangkan analisis statistik
menggunakan analisis keruncingan dan kemencengan kurva dengan menggunakan
indikator keruncingan dan kemencengan.Perhatikan data hasil belajar siswa kelas
2 SMP pada mata pelajaran matematika dibawah ini.
Nomor
|
Nama
|
Nilai
|
1
|
Amir
|
78
|
2
|
Budi
|
75
|
3
|
Cici
|
76
|
4
|
Donny
|
67
|
5
|
Elisa
|
87
|
6
|
Farhan
|
69
|
7
|
Ghulam
|
65
|
8
|
Hilma
|
64
|
9
|
Ilyasa
|
68
|
10
|
Jarot
|
74
|
11
|
Kamila
|
73
|
12
|
Lala
|
76
|
13
|
Munir
|
78
|
14
|
Nisa
|
85
|
15
|
Opik
|
81
|
16
|
Qori
|
67
|
17
|
Rosa
|
65
|
18
|
Tutik
|
68
|
19
|
Umi
|
64
|
20
|
Vonny
|
63
|
21
|
Xerric
|
67
|
22
|
Wolly
|
69
|
23
|
Yonny
|
74
|
24
|
Zidni
|
75
|
25
|
Agung
|
68
|
26
|
Boby
|
67
|
27
|
Catur
|
62
|
28
|
Dadang
|
71
|
29
|
Emy
|
72
|
30
|
Fonny
|
45
|
Terdapat 4 cara untuk menentukan apakah data diatas tersebut berasal
dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.Empat cara pengujian
normalitas data sebagai berikut:
1. Kertas
Probabilitas Normal
Apabila dari penelitian sudah terkumpul data lengkap, maka untuk pengujian
normalitas dilalui langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Membuat tabel
distribusi frekuensi.
b.
Menentukan batas
nyata tiap-tiap kelas interval.
c.
Mencari
frekuensi kumulatif dan frekuensi kumulatif relative (dalam persen).
d.
Dengan skala
sumbu mendatar dan sumbu menegak, menggambarkan grafik dengan data yang ada,
pada kertas probabilitas normal.
e.
Dengan
angka-angka yang ada pada tabel distribusi diletakkan titik-titik frekuensi
kumulatif relative pada kertas probabilitas yang telah disediakan pada buku-buku
statistic. Jika letak titik-titik berada pada garis lurus atau hampir lurus,
maka dapat disimpulkan dua hal:
v Mengenai data itu sendiri
Dikatakan bahwa data itu terdistribusi normal atau
hampir normal (atau dapat didekati oleh distribusi normal).
v Mengenai populasi dari mana data sampel diambil.
Dikatakan bahwa populasi
dari mana data sampel itu diambil ternyata berdistribusi normal atau hampir
terdistribusi normal, atau dapat didekati oleh distribusi normal. Jika
titik-titik yang diletakkan tidak menunjukkan terletak pada garis lurus maka
dapat disimpulkan bahwa data atau sampel yang diambil tidak berasal dari
populasi normal.
2. Uji
Chi Kuadrat
Menurut Prof.DR.Sugiono (2005, dalam buku “ Statistika untuk Penelitian “), salah satu uji normalitas data
yaitu chi kuadrat (
)
merupakan pengujian hipotesis yang dilakukandengan cara membandingkan kurve
normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurve normal
baku atau standar (A). Jadi membandingkan antara (B/A). Bila B tidak berbeda
secara signifikan dengan A, maka B merupakan data yang berdistribusi normal.
Ho:data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1:data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Grafik
distribusi chi kuadrat (
)
umumnya merupakan kurve positif , yaitu miring ke kanan. Kemiringan ini makin
berkuran jika derajat kebebasan (dk)
makin besar.
Langkah-Langkah
Menguji Data Normalitas dengan Chi Kuadrat:
1. Menentukan
Mean/ Rata-Rata
2. Menentukan
Simpangan Baku
3.
Membuat daftar distribusi frekuensi yang diharapkan
·
Menentukan batas kelas
·
Mencari nilai Z skor untuk batas kelas interval
·
Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal
·
Mencari luas tiap kelas interval
·
Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei)
4.
Merumuskan formula hipotesis
Ho:data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1:data tidak
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
5.
Menentukan taraf nyata (a)
Untuk mendapatkan nilai chi-square tabel
Untuk mendapatkan nilai chi-square tabel
6.
dk = k – 1
dk = Derajat kebebasan
k = banyak kelas interval
dk = Derajat kebebasan
k = banyak kelas interval
7.
Menentukan Nilai Uji Statistik
Oi =
frekuensi hasil pengamatan pada klasifikasi ke-i
Ei = Frekuensi yang diharapkan pada klasifikasi ke-i
Ei = Frekuensi yang diharapkan pada klasifikasi ke-i
8.
Menentukan Kriteria Pengujian Hipotesis
9. Memberi
Kesimpulan
Perhatikah data hasil belajar siswa kelas 2 SMP pada
mata pelajaran matematika di atas. Kita akan melakukan uji normalitas data
dengan chi kuadrat.
1.
Kita siapkan terlebih dahulu tabel distribusi
frekuensi :
Interval
prestasi
|
Frekuensi
|
45-54
55-64
65-74
75-84
85-94
|
1
4
16
7
2
|
Jumlah
|
30
|
2. Mencari
Mean dan Simpangan Baku
Interval Prestasi
|
F
|
|
|
|
|
f
^2
|
45-54
|
1
|
49,5
|
49,5
|
-21,6667
|
469,4444
|
469,4444
|
55-64
|
4
|
59,5
|
238
|
-11,6667
|
136,1111
|
544,4444
|
65-74
|
16
|
69,5
|
1112
|
-1,66667
|
2,777778
|
44,44444
|
75-84
|
7
|
79,5
|
556,5
|
8,333333
|
69,44444
|
486,1111
|
85-94
|
2
|
89,5
|
179
|
18,33333
|
336,1111
|
672,2222
|
Jumlah
|
2135
|
2216,667
|
3.
Membuat daftar distribusi frekuensi yang diharapkan
·
Menentukan Batas
Kelas
Angka skor kiri pada
kelas interval dikurangi 0,5
Angka skor kanan
pada kelas interval ditambah 0,5
Sehingga diperoleh
batas kelas sbb:
Batas
Kelas
|
44,5
54,5
64,5
74,5
84,5
94,5
|
·
Mencari nilai Z skor untuk batas kelas interval
Sehingga diperoleh:
Z
|
-3,050343249
|
-1,9061785
|
-0,7620137
|
0,382151
|
1,5263158
|
2,6704805
|
·
Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal
Luas 0-Z pada tabel
|
0,4989
|
0,4713
|
0,2764
|
0,148
|
0,4357
|
0,4962
|
·
Mencari luas tiap kelas interval
Yaitu angka
baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga,
dst. Kecuali untuk angka pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada
baris berikutnya. Sehingga diperoleh hassil sbb:
Luas Tiap Interval Kelas
|
0,0276
|
0,1949
|
0,4244
|
0,2877
|
0,0605
|
·
Mencari frekuensi yang diharapkan (E)
Dengan cara
mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n = 30). Diperoleh:
E
|
0,828
|
5,847
|
12,732
|
8,631
|
1,815
|
Tabel Frekuensi yang Diharapkan dan Pengamatan
Batas Interval
|
Z
|
Luas 0-Z pada tabel
|
Luas Tiap Interval Kelas
|
E
|
F
|
f-E
|
|
|
44,5
|
-3,050343249
|
0,4989
|
0,0271
|
0,828
|
1
|
0,172
|
0,029584
|
0,035729469
|
54,5
|
-1,9061785
|
0,4713
|
0,1949
|
5,847
|
4
|
-1,8
|
3,411409
|
0,583446
|
64,5
|
-0,7620137
|
0,2764
|
0,4244
|
12,73
|
16
|
3,27
|
10,67982
|
0,838817
|
74,5
|
0,382151
|
0,148
|
0,2877
|
8,631
|
7
|
-1,6
|
2,660161
|
0,30821
|
84,5
|
1,5263158
|
0,4357
|
0,0605
|
1,815
|
2
|
0,19
|
0,034225
|
0,018857
|
94,5
|
2,6704805
|
0,4962
|
1,785059469
|
4. Menentukan
taraf nyata dan chi-kuadrat tabel
Karena
Maka
berasal dari
populasi data yang berdistribusi normal sehingga
dapat
diterima.Data berdistribusi normal.
3. Uji
Lilliefors
Menurut
Sudjana (1996: 466), uji
normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors (Lo) dilakukan
dengan langkah-langkah berikut. Diawali dengan penentuan taraf
sigifikansi, yaitu pada taraf signifikasi 5% (0,05) dengan hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut :
H0: Sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel
tidak berasal
dari populasi yang berdistribusi normal
Dengan kriteria pengujian :
Jika Lhitung< Ltabel
terima H0, dan
Jika Lhitung ≥ Ltabel tolak H0
Adapun langkah-langkah pengujian
normalitas adalah :
1.
Data
pengamatan x1, x2 , x3, ….., xn dijadikan bilangan baku z1,
z2 , z3, ….., zn dengan menggunakan rumus
(dengan
dan
masing-masing merupakan rata-rata dan
simpangan baku)
2.
Untuk setiap
bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian
dihitung peluang F(zi) = P(z < zi).
3.
Selanjutnya
dihitung proporsi z1, z2 , z3, ….., zn
yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan
oleh S(zi) maka:
4.
Hitung
selisih F(zi) – S(zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.
5.
Ambil harga
yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut, misal harga
tersebut L0.
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol
(H0), dilakukan dengan cara membandigkan L0 ini dengan
nilai kritis L yang
terdapat dalam tabel untuk taraf nyata yang dipilih .
Contoh pengujian normalitas data dengan uji liliefors:
Uji
Normalitas Data Hasil Belajar Matematika Siswa
H0: Sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel
tidak berasal
dari populasi yang berdistribusi normal
No
|
|
|
|
|
|
1
|
45
|
-3,1987
|
0,001
|
0,03333
|
0,0323
|
2
|
62
|
-1,0604
|
0,1446
|
0,06667
|
0,07793
|
3
|
63
|
-0,9346
|
0,1762
|
0,1
|
0,0762
|
4
|
64
|
-0,8088
|
0,2119
|
0,13333
|
0,07857
|
5
|
64
|
-0,8088
|
0,2119
|
0,16667
|
0,04523
|
6
|
65
|
-0,683
|
0,2483
|
0,2
|
0,0483
|
7
|
65
|
-0,683
|
0,2483
|
0,23333
|
0,01497
|
8
|
67
|
-0,4314
|
0,3336
|
0,26667
|
0,06693
|
9
|
67
|
-0,4314
|
0,3336
|
0,3
|
0,0336
|
10
|
67
|
-0,4314
|
0,3336
|
0,33333
|
0,00027
|
11
|
67
|
-0,4314
|
0,3336
|
0,36667
|
0,0331
|
12
|
68
|
-0,3057
|
0,3821
|
0,4
|
0,0179
|
13
|
68
|
-0,3057
|
0,3821
|
0,43333
|
0,0512
|
14
|
68
|
-0,3057
|
0,3821
|
0,46667
|
0,0846
|
15
|
69
|
-0,1799
|
0,4325
|
0,5
|
0,0675
|
16
|
69
|
-0,1799
|
0,4325
|
0,53333
|
0,1008
|
17
|
71
|
0,0717
|
0,5279
|
0,56667
|
0,0388
|
18
|
72
|
0,19748
|
0,5745
|
0,6
|
0,0255
|
19
|
73
|
0,32327
|
0,6255
|
0,63333
|
0,0078
|
20
|
74
|
0,44906
|
0,676
|
0,66667
|
0,00933
|
21
|
74
|
0,44906
|
0,676
|
0,7
|
0,024
|
22
|
75
|
0,57484
|
0,7157
|
0,73333
|
0,0176
|
23
|
75
|
0,57484
|
0,7157
|
0,76667
|
0,051
|
24
|
76
|
0,70063
|
0,758
|
0,8
|
0,042
|
25
|
76
|
0,70063
|
0,758
|
0,83333
|
0,0753
|
26
|
78
|
0,9522
|
0,8289
|
0,86667
|
0,0378
|
27
|
78
|
0,9522
|
0,8289
|
0,9
|
0,0711
|
28
|
81
|
1,32956
|
0,9049
|
0,93333
|
0,0284
|
29
|
85
|
1,8327
|
0,9664
|
0,96667
|
0,0003
|
30
|
87
|
2,08428
|
0,9812
|
1
|
0,0188
|
Rata-rata:
Standar
Deviasi:
Dari kolom terakhir dalam tabel di atas didapat L0
= 0,1008dengan n = 30 dan taraf nyata α = 0,05. Dari tabel Nilai Kritis L untuk Uji Lilieforsdi dapat L = 0,161 yang lebih besar
dari L0 = 0,1008sehingga hipotesis H0 diterima.
Simpulan:
Data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
4.
Uji Kolmogorov Smirnov
Fungsi
dan Dasar Pemikiran
Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov adalah suatu tes goodness-of-fit.Artinya, yang diperhatikan
adalah tingkat kesesuaian antara distribusi teoritis tertentu.Tes ini
menetapkan apakah skor-skor dalam sampel dapat secara masuk akal dianggap
berasal dari suatu populasi dengan distributive tertentu itu.
Jadi, tes mencakup perhitungan distribusi frekuensi
kumulatif yang akan terjadi dibawah distribusi teoritisnya, serta membandingan
distribusi frekuensi itu dengan distribusi frekuensi kumulatif hasil observasi.
Distribusi teoriti tersebut merupakan representasi dari apa yang diharapkan
dibawah H0. Tes Ini menerapkan suatu titik dimana kedua distribusi
itu-yakni yang teoritis dan yang terobservasi-memiliki perbedaan
terbesar.Dengan melihat distribusi samplingnya dapat kita ketahui apakah
perbedaan yang besar itu mungkin terjadi hanya karena kebetulan saja.Artinya
distribusi sampling itu menunjukan apakah perbedaan besar yang diamati itu
mungkin terjadi apabila observasi-observasi itu benar-benar suatu sampel random
dari distribusi teoritis itu.
Metode
Misalkan suatu F0(X) = suatu fungsi distribusi
frekuensi kumulatif yang sepenuhnya ditentukan, yakni distribusi kumulatif
teoritis di bawah H0. Artinya untuk harga N yang sembarang besarnya,
Harga F0(X) adalah proporsi kasus yang diharapkan mempunyai skor
yang sama atau kurang daripada X.
Misalkan SN(X) = distribusi frekuensi
kumulatif yang diobservasi dari suatu sampel random dengan N observasi. Dimana
X adalah sembarang skor yang mungkin, SN(X) = k/N, dimana k = banyak
observasi yang sama atau kurang dari X.
Di bawah Hopotesis-nol bahwa sampel itu telah ditarik
dari distribusi teoritis tertentu, maka diharapkan bahwa untuk setiap harga X,
SN(X) harus jelas mendekati F0(X). Artinya di bawah H0
kita akan mengharapkan selisis antara SN(X)
dan F0(X) adalah kecil, dan ada dalam batas-batas kesalahan random.
Tes Kolmogorov-Smirnov memusatkan perhatian pada penyimpangan (deviasi)
terbesar. Harga F0(X) -SN(X) terbesar dinamakan deviasi
maksimum.
D = maksimum |F0(X) - SN(X)|
|
Distribusi sampling D di bawah H0 diketahui.Tabel E
pada lampiran memberikan harga-harga kritis tertentu distribusi sampling
itu.Perhatikanlah bahwa signifikasi suatu harga D tertentu adalah bergantung
pada N. Harga-harga kritis untuk tes-tes satu sisi belum ditabelkan secara
memadai.
Prosedur pengujian Kolmogorov-Smirnov ini dilakukan
dengan blangkah-langkah sebagai berikut:
1.
Tetapkanlah
fungsi kumulatif teoritisnya, yakni distribusi kumulatif yang diharapkan di
bawah H0.
2.
Aturlah
skor-skor yang diobservasi dalam suatu distribusi kumulatif dengan memasangkan
setiap interval SN(X) dengan interval F0(X) yang
sebanding.
3.
Untuk
tiap-tiap jenjang pada distribusi kumulatif, kurangilah F0(X) dengan
SN(X).
4.
Dengan
memakai rumus carilah D.
5.
Lihat table E untuk menemukan kemungkinan (dua
sisi) yang dikaitkan dengan munculnya harga-harga sebesar harga D observasi di
bawah H0Jika p sama atau
kurang dari α, tolaklah H0.
Kekuatan
Tes satu sampel
Kolmogorov-Smirnov ini memperlihatkan den menggarap suatu observasi terpisah
dari yang lain. Dengan demikian, lain dengan tes X2 untuk satu sampel.Tes Kolmogorov-Smirnov tidak perlu
kehilangan informasi karena digabungkannya kategori-kategori. Bila sampel kecil
dan oleh karenanya kategori-kategori yang berhampiran harus digabungkan sebelum
X2dapat dihitung secara
selayaknya, tes X2jelas
lebih kecil kekuatannya disbanding dengan tes Kolmogorov-Smirnov ini. Dan untuk
sampel yang sangat kecil tes X2sama
sekali tidak dapat dijalankan, sedangkan tes Kolmogorof-Smirnov dapat. Fakta
ini menunjukan bahwa tes Kolmogorov-Smirnov mungkin lebih besar kekuatannya
dalam semua kasus, jika dibandingkan dengan tes lainnya yakni tes X2.
Contoh pengujian normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov :
Uji
Normalitas Data Hasil Belajar Matematika Siswa
H0: Sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel
tidak berasal
dari populasi yang berdistribusi normal
Berikut ini adalah langkah-langkah pengujian
normalitas data dengan bantuan SPSS:
1.
Dengan
Analyze-Descriptive Statitics-Explore
a. Masuk
program SPSS
b. Klik
Variable View pada SPSS data editor
c. Pada
kolom Name baris pertama ketik nomor
dan pada kolom Name baris kedua
ketik beratbadan.
d. Pada
kolom Type pilih Numeric untuk nomor dan beratbadan.
Pada kolom Decimals pilih 0 untuk
nomor dan beratbadan.
e.
Buka
Data View pada SPSS data editor maka
didapat kolom variable nomor dan variable beratbadan.
f. Ketikkan
data sesuai dengan variabelnya.
g. Klik
variable Analyze>>Descriptive
Statistics>>Explore.
h. Klik
variable beratbadan dan masukkan ke kotak Dependent
List.
i.
Klik Plots.
j.
Klik Normality
Plots With Test kemudian klik Continue.
k. Klik
OK maka output keluar.
Jadi Output dari contoh data di atas yaitu:
Case Processing Summary
|
||||||
|
Cases
|
|||||
Valid
|
Missing
|
Total
|
||||
N
|
Percent
|
N
|
Percent
|
N
|
Percent
|
|
VAR00001
|
30
|
100,0%
|
0
|
,0%
|
30
|
100,0%
|
Descriptives
|
||||
|
Statistic
|
Std. Error
|
||
VAR00001
|
Mean
|
70,4333
|
1,45245
|
|
95%
Confidence Interval for Mean
|
Lower
Bound
|
67,4627
|
|
|
Upper
Bound
|
73,4039
|
|
||
5%
Trimmed Mean
|
70,6481
|
|
||
Median
|
69,0000
|
|
||
Variance
|
63,289
|
|
||
Std.
Deviation
|
7,95541
|
|
||
Minimum
|
45,00
|
|
||
Maximum
|
87,00
|
|
||
Range
|
42,00
|
|
||
Interquartile
Range
|
8,75
|
|
||
Skewness
|
-,601
|
,427
|
||
Kurtosis
|
2,751
|
,833
|
Tests of Normality
|
||||||
|
Kolmogorov-Smirnova
|
Shapiro-Wilk
|
||||
Statistic
|
df
|
Sig.
|
Statistic
|
df
|
Sig.
|
|
VAR00001
|
,111
|
30
|
,200*
|
,933
|
30
|
,059
|
a.
Lilliefors Significance Correction
|
||||||
*.
This is a lower bound of the true significance.
|
VAR00001
Stem-and-Leaf Plot
Frequency
Stem & Leaf
1,00 Extremes (=<45)
4,00
6 . 2344
11,00
6 . 55777788899
5,00
7 . 12344
6,00
7 . 556688
1,00
8 . 1
2,00
8 . 57
Stem width:
10,00
Each leaf: 1 case(s)
Analisis:
Output Case Processing
Summary
Semua
data beratbadan (30
orang) valid (100%)
Output Descriptives
Memberikan gambaran (deskripsi) tentang
suatu data, seperti rata-rata, standar deviasi, variansi dan sebagainya.
Output
Test of Normality
Bagian ini akan menguji normal
tidaknya sebuah distribusi data.
Pedoman pengambilan
keputusan:
· Nilai
Sig. atau signifikasi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi adalah
tidak normal.
· Nilai
Sig. atau signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusi adalah
normal.
Pada
hasil uji Kolmogorov Smirnov distribusi nilai siswa adalah normal. Hal ini bisa
dilihat pada tingkat pada tingkat signifikansi kedua alat uji, yaitu > 0,05
(0,200)
Output STEM AND LEAF
Analisis:
· Pada
baris pertama, ada 1 siswa yang mempunyai nilai ekstrim. Leaf atau cabangnya
bernilai ≤ 45berarti
nilai 1 siswa tersebut adalah ≤
45.
· Pada
baris kedua, ada 4
siswa yang mempunyai nilai
6. Leaf atau cabangnya
bernilai . 2, 3, 4,
dan 4 berarti
nilai 4
siswa tersebut adalah 62,
63,
64 dan
64.
· Dan
seterusnya
Output untuk menguji
normalitas dengan Plot (Q-Q Plot)
Jika suatu distribusi data normal, maka
data akan tersebar di sekeliling garis. Pada output data terlihat bahwa pola
data tersebar di sekeliling garis, yang berarti bisa dikatakan berdistribusi
normal.
Output untuk menguji
normalitas dengan Plot (detrended Normal Q-Q Plot)
Output ini untuk mendeteksi pola-pola
dari titik yang bukan bagian dari kurva normal.
Output BOXPLOT
Boxplot adalah kotak pada gambar
berwarna abu-abu (atau mungkin warna yang lain) dengan garis tebal horizontal
di kotak tersebut. Kotak abu-abu tersebut memuat 50% data, atau mempunyai batas
persentil ke-25 dan ke-75 (lihat pembahasan interquartile mean). Sedangkan
garis tebal hitam adalah median data.
Berikut
ini gambar Boxplot teoritis:
hspread
|
Whisker (nilai 1,5 dari hspread)
|
Nilai di atas garis ini adalah
outlier atau nilai ekstrim
|
Nilai di bawah garis ini adalah
outlier atau nilai ekstrim
|
Persentile (25)disebut HINGES
|
Persentile (50) disebut MEDIAN
|
Persentile (75) disebut HINGES
|
2. Dengan Analyze-NonParametric Test-Sampel K-S
Langkah keseluruhan hampir sama dengan no.1 namun
hanya berbeda pada globalnya yaitu Analyze>>NonParametric
Test>>Sampel K-S. jadi output dari
contoh data di atas adalah :
NPar
Tests
Notes
|
||
Output
Created
|
16-Mar-2011
16:17:25
|
|
Comments
|
|
|
Input
|
Active
Dataset
|
DataSet0
|
Filter
|
<none>
|
|
Weight
|
<none>
|
|
Split
File
|
<none>
|
|
N
of Rows in Working Data File
|
30
|
|
Missing
Value Handling
|
Definition
of Missing
|
User-defined
missing values are treated as missing.
|
Cases
Used
|
Statistics
for each test are based on all cases with valid data for the variable(s)
used in that test.
|
|
Syntax
|
NPAR
TESTS
/K-S(NORMAL)=VAR00001
/MISSING ANALYSIS.
|
|
Resources
|
Processor
Time
|
00:00:00,016
|
Elapsed
Time
|
00:00:00,016
|
|
Number
of Cases Alloweda
|
196608
|
|
a.
Based on availability of workspace memory.
|
[DataSet0]
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test
|
||
|
VAR00001
|
|
N
|
30
|
|
Normal
Parametersa,b
|
Mean
|
70,4333
|
Std.
Deviation
|
7,95541
|
|
Most
Extreme Differences
|
Absolute
|
,111
|
Positive
|
,105
|
|
Negative
|
-,111
|
|
Kolmogorov-Smirnov
Z
|
,609
|
|
Asymp.
Sig. (2-tailed)
|
,852
|
|
a.
Test distribution is Normal.
|
||
b.
Calculated from data.
|
Simpulan:
Data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
UJI
HOMOGENITAS
Uji
homogenitas merupakan uji perbedan antara dua atau lebih populasi. Semua
karakteristik populasi dapat bervariasi antara satu populasi dengan yang lain.
Dua di antaranya adalah mean dan varian (selain itu masih ada bentuk
distribusi, median, modus, range, dll).
Penelitian
yang selama ini baru menggunakan mean sebagai tolak ukur perbedaan antara dua
populasi. Para peneliti belum ada yang melakukan pengujian atau membuat
hipotesis terkait dengan kondisi varian diantara dua kelompok. Padahal ini
memungkinkan dan bisa menjadi kajian yang menarik. Misalnya saja sangat
memungkinkan suatu treatmen tidak hanya mengakibatkan perbedaan mean tapi juga
perbedaan varian. Jadi misalnya, metode pengajaran tertentu itu cocok untuk
anak-anak dengan kesiapan belajar yang tinggi tapi akan menghambat mereka yang
kesiapan belajarnya rendah. Ketika diberikan pada kelas yang mencakup kedua
golongan ini, maka siswa yang memiliki kesiapan belajar tinggi akan terbantu
sehingga skornya akan tinggi, sementara yang kesiapan belajarnya rendah akan
terhambat, sehingga skornya rendah. Nah karena yang satu mengalami peningkatan
skor sementara yang lain penurunan, ini berarti variasi dalam kelompok itu
makin lebar. Sehingga variansinya akan membesar.
Uji
homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varians skor yang diukur pada
kedua sampel memiliki varians yang sama atau tidak. Populasi-populasi dengan
varians yang sama besar dinamakan populasi dengan varians yang homogen,
sedangkan populasi-populasi dengan varians yang tidak sama besar dinamakan
populasi dengan varians yang heterogen.
Faktor-faktor yang menyebabkan sampel atau
populasi tidak homogen adalah proses sampling yang salah, penyebaran yang
kurang baik, bahan yang sulit untuk homogen, atau alat untuk uji homogenitas
rusak. Apabila sampel uji tidak homogen maka sampel tidak bisa digunakan dan
perlu dievaluasi kembali mulai dari proses sampling sampai penyebaran bahkan
bila memungkinkan harus diulangi sehingga mendapatkan sampel uji yang homogen.
Menguji Homogenitas Varians
Populasi
Perhatikan
data nilai matematika siswa kelas A dan kelas B berikut ini:
No
|
Nilai
|
|
Kelas A
|
Kelas B
|
|
1
|
5
|
5
|
2
|
6
|
5
|
3
|
9
|
9
|
4
|
8
|
6
|
5
|
10
|
10
|
6
|
9
|
6
|
7
|
8
|
9
|
8
|
9
|
9
|
9
|
9
|
9
|
10
|
10
|
10
|
11
|
10
|
10
|
12
|
8
|
8
|
13
|
10
|
10
|
14
|
6
|
2
|
15
|
7
|
6
|
16
|
9
|
10
|
17
|
9
|
9
|
18
|
8
|
10
|
19
|
9
|
9
|
20
|
10
|
10
|
21
|
9
|
10
|
22
|
10
|
10
|
23
|
9
|
10
|
24
|
7
|
6
|
25
|
8
|
10
|
26
|
9
|
10
|
27
|
10
|
9
|
28
|
5
|
3
|
29
|
8
|
8
|
30
|
9
|
9
|
31
|
10
|
10
|
32
|
7
|
6
|
33
|
6
|
4
|
34
|
8
|
3
|
35
|
8
|
8
|
Untuk melakukan uji homogenitas data tersebut.Ada
dua macam uji homogenitas untuk menguji kehomogenan dua atau lebih variansi yaitu :
1.
Uji
Harley Pearson
Uji ini digunakan untuk
menguji ukuran dengan cuplikan yang sama (n yang sama ) untuk tiap kelompok, misalkan
kita mempunyai dua populasi normal dengan varians
dan
, akan diuji mengenai uji dua pihak untuk
pasangan hipotesis nol
dan tandingannya
:
Berdasarkan sampel acak yang
masing-masing secara independen diambil dari populasi tersebut. Jika sampel dari populasi kesatu berukuran
dengan varians
dan sampel dari populasi kedua berukuran
dengan varians
maka untuk menguji hipotesis di atas digunakan
statistik
Kriteria pengujian adalah : diterima
hipotesis
jika
untuk taraf nyata α,
dimana
didapat dari daftar distribusi F dengan
peluang β, dk pembilang = m dan dk penyebut =
n.
dalam hal lainnya
ditolak.
Statistik lain yang
digunakan untuk menguji hipotesis
adalah
Prosedur
pengujian hipotesis :
1) Menentukan
formulasi hipotesis
2) Menentukan
taraf nyata (α) dan
ditentukan dengan α, derajat bebas pembilang
, dan derajat penyebut
dengan rumus
3) Menentukan
kriteria pengujian:
Ho diterima jika
Ho diterima jika
Ho
ditolak jika
atau
4) Menentukan
uji statistik
5) Menarik
kesimpulan
Contoh soal :
Perhatikan data nilai matematika siswa kelas A dan kelas B di atas.
1. Hipotesis
(homogen)
(tidak homogen)
2. Menentukan
taraf nyata (α) dan
ditentukan dengan α = 5%, derajat bebas pembilang
, dan derajat penyebut
dengan rumus
3. Kriteria pengujian:
Ho diterima jika
Ho diterima jika
Ho
ditolak jika
atau
4. Uji statistik
5.
Kesimpulan
Karena
Fhitung =
maka H0 ditolak. Jadi data tidak berasal dari populasi yang homogendalam
taraf nyata 0,05. Jadi kedua
sampel memiliki varians tidak
homogen
sehingga kedua
sampel tersebut tidak homogen.
2.
Uji
Bartlett
Uji ini digunakan untuk
menguji ukuran dengan cuplikan yang sama maupun tidak sama (n yang sama maupun
n yang berbeda) untuk tiap kelompok.
Untuk menguji kesamaan
beberapa buah rata-rata, dimisalkan populasinya mempunyai varians yang homogen,
yaitu
. Demikian untuk menguji kesamaan dua
rata-rata, telah dimisalkan
, akan diuraikan perluasannya yaitu untuk
menguji kesamaan k buah (k≥2) buah populasi berdistribusi independen dan normal masing-masing dengan varians
. Akan diuji hipotesis :
Berdasarkan sampel-sampel acak yang
masing-masing diambil dari setiap populasi.Metode yang akan digunakan untuk
melakukan pengujian ini adalah dengan uji Bartlett. Kita misalkan masing-masing
sampel berukuran
dengan data
dan hasil pengamatan telah disusun dalam
daftar :
|
DARI POPULASI KE
|
1 2 …
k
|
|
Data hasil pengamatan
|
… … …
|
selanjutnya, dari sampel-sampel itu akan kita hitung variansnya masing-masing adalah .
Untuk memudahkan perhitungan,
satuan-satuan yang diperlukan untuk uji Bartlett lebih baik disusun dalam sebuah
daftar seperti :
Sampel
ke
|
dk
|
|
|
Log
|
(dk)
log
|
1
2
.
.
.
k
|
.
.
|
|
.
.
.
|
Log
Log
.
.
Log
|
.
.
.
|
jumlah
|
|
|
…
|
…
|
|
Dari daftar ini kita hitung
harga-harga yang diperlukan, yakni :
Harga
satuan B dengan rumus :
Untuk
uji Bartlet digunakan statistik chi-kuadrat.
Dengan
ln 10 = 2,3026, disebut logaritma asli dari bilangan 10.
Dengan
taraf nyata α, kita tolak hipotesis
jika
, dimana
didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat
dengan peluang (1-α) dan dk = ( k-1).
Jika
harga
yang dihitung dengan rumus di atas ada di atas
harga
dari daftar dan cukup dekat kepada harga
tersebut, biasanya dilakukan koreksi terhadap rumus dengan menggunakan faktor
koreksi K sebagai berikut :
Dengan
faktor koreksi ini, statistik
yang dipakai sekarang ialah :
Dengan
di
ruas kanan dihitung dengan rumus . dalam hal ini, hipotesis
ditolak jika
Prosedur
pengujian hipotesis :
1) Menentukan
formulasi hipotesis
2) Menentukan
taraf nyata (α) dan
dimana
didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat
dengan peluang (1-α) dan dk = ( k-1).
3) Menentukan
kriteria pengujian:
Ho diterima jika
Ho diterima jika
Ho
ditolak jika
4) Menentukan
uji statistik
5) Menarik
kesimpulan
Contoh soal :
Perhatikan data nilai matematika siswa kelas A dan kelas B di atas.
Dengan
rumus varians
Dari
data diperoleh :
2,114286
5,878992
1.
(homogen)
(tidak homogen)
2. Taraf
nyata (α=5%) dan
3. Kriteria
pengujian
diterima, jika
ditolak, jika
4. Menentukan
uji statistik
Uji statistik :
a. Varians
gabungan dari semua sampel
=3,996639
b. Harga
satuan B
Log
=0,601695
c.
Harga
X2
d.
Kesimpulan
Karena
maka H0 ditolak. Jadi data tidak berasal dari populasi
yang homogen dalam taraf nyata 0,05. Jadi kedua sampel memiliki varians tidak homogen sehingga kedua sampel tersebut tidak homogen.