makalah masage kelas b 2012



Sejarah Perkembangan Masase
Masase sebagai cara pengobatan, telah dikenal sejak zaman pra sejarah oleh berbagai suku bangsa di dunia. Data-data menunjukkan bahwa usia masase sama tuanya dengan peradaban manusia.
Cacatan sejarah menunjukkan bahwa bangsa Cina telah mengenal masase kurang lebih 3.000 tahun sebelum masehi. Dalam ajaran-ajaran Kung Fhu Tzu, diketahui bahwa masase telah dipergunakan bukan semata-mata untuk pemeliharaan kesehatan saja tetapi juga sebgai salah satu cara pengobatan. Demikian pula masase juga dikenal oleh bangsa Yunani purba yang menggunakan masase sebagai bentuk kemewahan setelah melakukan latihan-latihan gymnastik untuk membentuk keindahan tubuh.
Bapak dari ilmu kedokteran yaitu Hippocrates (430-360 SM) menggunakan masase untuk para pasiennya, disamping dengan sinar matahari, mandi air panas, serta latihan-latihan badan untuk menyembuhkan kekuatan pada sendi dan otot-otot yang lemah.
Menurut Hipocrates  “Bahwa seorang dokter harus memiliki keterampilan dalam banyak hal, lebih-lebih dalam menggunakan masase”. Masase dapat menguatkan sendi-sendi yang lemah dan melemaskan sendi-sendi yang kaku. Dalam mempraktekkan masase, beliau menggunakan istilah “Anaptripsis” yang berarti pemijatan menuju ke arah jantung, yaitu mulai dari kaki menuju ke atas, sedangkan dari atas yaitu kepala atau leher ke bawah ke arah jantung. Hal ini merupakan suatu bukti adanya dasar ilmiah dalam melakukan masase pada jaman itu.
Pada abad XVI pengetahuan tentang anatomi semakin maju, hal tersebut semakin menambah gairah dari pemakaian masase. Pada tahun 1975, seorang dokter berkebangsaan Perancis yaitu Ambroise Para menjelaskan tentang teknik serta efeknya masase friction yang lembut, sedang dan kaku dan menganjurkan untuk salah sendi (dislokasi).
Pada tahun-tahun berikutnya masase semakin mengalami perkembangan, apalagi setelah Pehr Hendrik Ling (1976-1839) yang berkebangsaan Swedia menciptakan Gymnastic Sistem Swedia yang sekarang lebih dikenal dengan Masase Sistem Swedia. Ling menyusun Gymnasticnya dalam empat bentuk yaitu : educational gymnastic, military gymnastic, medical gymnastic, dan aesthetic gymnastic.
Tahun 1913 Ling mendirikan “Central Instituteof Gymnastic” di Stocholm, ia mengajar sampai saat meninggalnya pada tahun 1839. Ling dan para pengikutnya telah banyak berjasa dalam memajukan masase tidak hanya di Swedia tetapi juga di beberapa Negara Eropa.
Menjelang akhir abad XIX masase telah benar-benar mempunyai kedudukan yang baik di dalam dunia pengobatan. Dr. Mezger dari Amsterdam adalah dokter terkenal yang menyebarluaskan masase bahkan ia sendiri bertindak sebagai masseur. Sejak saat itu masase menjadi suatu cara perawatan yang terkenal di Eropa dan Amerika.
Pada tahun 1894 kaum wanita di Inggris membentuk perhimpunan Masseuse yaitu “The Sociaty of Trained Masseuse” dengan tujuan meningkatkan standar masase dan memperbaiki status wanita yang memilih masase sebagai profesinya. Perhimpunan tersebut kemudian bergabung dengan “The Institut of Massage And Remedial Exercice” yang akhirnya membuat peraturan untuk menyelenggarakan pendidikan dan ujian. Pada waktu itu di kota Manchester anggotanya telah mencapai 5.000 orang. Masase dan Medical Gimnastycnya terus berkembang dan dipergunakan secara luas sebagai Physical Treatment untuk melengkapi perawatan dengan pengobatan dan pembedahan.

Perkembangan Masase di Indonesia
Di Indonesia, masase telah dikenal dengan sebutan bahasa daerah : pijat, urut atau lulut dan rtelah lama dikenal sejak jaman kuno oleh nenek moyang kita dengan sebutan “dukun pijat” atau “dukun urut”. Dukun pijat sebagai orang yang mempraktekkan pijat sering ditafsirkan bermacam-macam, antara lain :
1.        Dukun pijat adalah orang yang menyegarkan tubuh (raga) dari rasa lelah atau penat.
2.        Dukun pijat adalah orang yang menangani patah tulang, terkilir atau salah urat, kemudian lebih dikenal dengan dukun sangkal putung.
3.        Dukun pijat dapat pula sebagai masseur atau ahli masase, yang umumnya menangani olahragawan.
4.        Dukun pijat diartikan pula sebagai dukun alusan atau pijat alus karena pemijatnya terdiri dari wanita yang umumnya berparas cantik.
Dalam melakukan pemijatan seorang dukun pijat memperoleh keahliannya karena bakat, keturunan dan pengalaman prateknya.Semakin tua, si dukun dianggap ahli oleh masyarakat awam. Bahkan ada anggapan bahwa dengan berpantang dan berpuasa kemampuan seorang dukun pijat akan semakin bertambah. Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik-teknik pijat sebagai salah satu upaya penyembuhan alternatif juga mengalami kemajuan.
Di Indonesia, kiranya pijat atau lulut yang sekarang dikenal dengan nama “masase” sudah bukan hal yang asing lagi, karena di setiap daerah sampai ke pelosok-pelosok pun dapat dengan mudah ditemukan, seorang pemijat laki-laki atau wanita. Mereka melakukan pekerjaan memijat biasanya sebagai pekerjaan sambilan, tetapi ada pula yang merupakan pekerjaan utamanya (profesi).
Banyaknya kegiatan olahraga khususnya olahraga yang memerlukan gerakan-gerakan yang cepat dan kuat (explosive) seperti : sepak bola, bola basket, bulu tangkis, dan lain-lain dapat menyebabkan terjadinya terkilir atau keseleo yang diikuti dengan pembengkakan. Maka dalam sebuah Tim Olahraga, hal itu merupakan tugas dan tanggung jawab masseur/masseuse untuk memberikan perawatan dengan teknik dan metode yang benar.Sedangkan, jika terjadi patah tulang (fracture) sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit, karena hal tersebut merupakan tanggung jawab dokter yang ahli di bidangnya (ortopedi).

1.      PENGERTIAN
-          Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak.
Gerakan tangan dalam massage di sebut MANIPULASI
-          Massage adalah seni gerak tangan yang  bertujuan untuk mendapatkan kesenangan dan memelihara kesehatan jasmani.
 Kata massage berasal dari kata Arab “mash” yang berarti “menekan dengan lembut” atau kata Yunani “massien” yang berarti “memijat atau melulut”.
Selanjutnya massage disebut pula sebagai ilmu pijat atau ilmu lulut.
Para pelakunya biasa disebut sebagai masseur untuk pria dan massaeuse untuk wanita.

2.      MACAM-MACAM MASSAGE
1.Sport Massage
2.Segment Massage
3.Cosmetic Massage
4.Macam Massage yang lain

1. Sport Massage
Massage yang khusus digunakan atau diberikan kepada orang-orang yang sehat badannya, terutama olahragawan.
Macam dan cara memijatnya lebih diutamakan kepada pengaruhnya terhadap kelancaran peredaran darah, Merangsang persyarafan, membersihkan dan menghaluskan kulit, Mengurangi atau menghilangkan ketegangan syaraf dan mengurangi rasa sakit, hingga dapat menidurkan pasien.
2. Segment Massage
Massage yg ditujukan utk membantu penyembuhan thdp gangguan/kelainan-kelainan fisik, terutama disebabkan oleh cuaca, kerja yang kelewat batas, perkosaan atau paksaan (trauma) pada badan serta kelainan pisik yang disebabkan oleh penyakit tertentu.
Macam Sg.Massage shiatsu, Tsubo, Xigong,Refleksi, Frirage, dll.
3. Cosmetic Massage
massage yang khusus ditujukan untuk memelihara serta meningkatkan kecantikan dan keindahan, baik kecantikan muka maupun keindahan tubuh beserta bagian-bagiannya.
4. Macam Massage yang lain
   Massage untuk merangsang jantung, erotic massage, sensuele-massage, serta bentuk-bentuk massage yang lain.

3.      TUJUAN MASSAGE
Pada dasarnya massage bertujuan memperbaiki sirkulasi, membantu absorpsi (penyerapan), sekresi ( pengeluaran, serta memperlancar distribusi energi dan nutrisi ke dalam jaringan, selain itu massage dapat memperbaiki tonus otot dan fungsi syaraf.
Massage dapat:
• Menjaga tubuh secara umum dalam kondisi yang lebih baik.
• Mencegah cedera dan hilangnya mobilitas.
• Merawat dan memulihkan mobilitas pada cedera jaringan otot.
• Meningkatkan kinerja.
• Memperluas keseluruhan kehidupan karir olahraga Anda
4.      PENGARUH MASSAGE
Efek massage terhadap jaringan bersipat mekanis, reflektoris dam khemis.
a. Efek mekanis : Dengan teknik menekan dan mendorong secara bergantian menyebabkan terjadinya pengosongan dan pengisian pembuluh vena dan lymph, sehingga membantu memperlancar sirkulasi, membantu sekresi, dan pemberian nutrisi kedalam jaringan.
b. Efek Reflektoris : Massage menimbulkan pacuan terhadap syaraf, peredaran darah yang menimbulkan proses vasso kontriksi yang diikuti dengan vasso dilatasi lokal sehingga memperlancar peredaran darah. Selain itu syaraf motorik yang terangsang meningkatkan tonus otot.
c. Efek Khemis : Massage menyebabkan terbebasnya suatu zat sejenis histamin yang memberi efek dilatasi terhadap pembuluh darah kapiler.

1. Pengaruh terhadap peredaran darah dan lympe
         Mendorong aliran darah pada pembuluh vena menuju ke jantung.
         Membantu proses penyerapan dan pembuangan sisa-sisa metabolisme dari dalam jaringan.
         Memperlancar distribusi nutrisi dan O2.
         Memperlancar mengalirnya cairan lymphe dari pembuluh-pembuluh kecil kepada pembuluh yang lebih besar melaui kelenjar-kelenjar lymphe menuju ke ductus dan masuk ke dalam peredaran darah.
2. Pengaruh massage terhadap kulit
         Dapat melonggarkan pelekatan dan menghilangkan penebalan-penebalan kecil yang terjadi pada jaringan-jaringan di bawah kulit.
         Memperbaiki penyerapan.
         Menyebabkan kulit menjadi halus dan elastis serta bersih.
3. Pengaruh massage terhadap jaringan otot
         Mempercepat pengosongan dan pengisian cairan sehingga memperlancar sirkulasi dan pembebasan sisa-sisa pembakaran.
         Membatu mempercepat proses penyembuhan / suplai darah terhadap jaringan
4. Pengaruh massage terhadap pekerjaan syaraf
         Memberikan rangsangan terhadap syaraf sensible dan motorik
         Menghilangkan/mengurangi rasa sakit
         Memelihara kondisi syaraf

Komponen masas yaitu sesuatu ataupun aturan-aturan yang di berikan oleh masseur/masseuse terhadap pasien.
            Komponen-komponen tersebut meliputi :
A.   Arah Gerakan Tangan
Gerakan tangan yang benara dari seorang masseur/masseuse adalah ke arah centripetal yaitu gerakan tangan yang mengikuti pembuluh darah balik (vena) yang membawa darah kotor ke jantung.
Pada bagian-bagian di bawah jantung harus diarahkan ke atas (ke arah jantung), sedangkan pada bagian tubuh di atas jantung terutama leher sebagai jembatan penghubung kepala harus diarahkan ke bawah (ke arah jantung) melalui pembuluh darah balik (vena).
B.   Manipulasi Pada Pasien
Manipulasi atau Pegangan yang dilakukan seorang masseur/masseuse dilakukan dengan tekanan yang cukup disesuaikan kondisi sipasien dan penuh perasaan sehingga mendatangkan rasa enak (nyaman) pada pasien yang bersangkutan.
Pada saat melakukan massage, tangan masseur/masseuse harus dalam keadaan rileks, tidak kaku atau tegang. Jika perlu harus menggunakan berat badanya untuk memberikan tambahan tekanan, tetapi tetaplah harus dalam batas-batas yang sesuai menurut kebutuhannya, sehingga tidak sampai menimbulkan bercak-bercak merah (memar) yang menimbulkan rasa sakit.
Masseur/masseuse tetap harus memusatkan perhatiannya terhadap tugas yang dihadapi dan selalu sensitif (peka) terhadap segala perubahan-perubahan yang terjadi pada si pasien.
Dalam mempelajari pegangan atau manipulasi ini ada dua hal yang perlu di perhatikan, yaitu :
a. Mempelajari manipulasi.
b. Berlatih melaksanakan pegangan dan berlatih meraba dan merasakan bagaimana kondisi jaringan yang di massage.


Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain :
1.        Keadaan kulit, misalnya kulit yang kasar, suhu (dingin/panas) atau warna kemerah-merahan (bengkak).
2.        Keadaan abnormal pada jaringan di bawah kulit, misalnya pembengkakan (haematome), pengerasan atau penebalan (miogelosen), jaringan yang lunak, otot kaku atau kejang-kejang.
3.        Pergeseran pada sendi atau perubahan dalam luas gerak persendian.
4.        Tanda-tanda kelelahan, kesulitan dalam pernafasan dan lain-lain.
C.   Posisi Pasien
Seorang pasien yang akan dimasase hendaknya mengambil posisi serileks mungkin, agar bagian yang akan dimasase tidak mengalami ketegangan (kendor).
Keadaan rileks dari pasien ini sangatlah penting, agar manipulasi yang diberikan memperoleh hasil yang sebaik-baiknya, selain itu keadaan rileks akan memberikan istirahat jasmani dan rohani. Hal ini diperlukan mengingat banyak orang yang mengalami kesibukan, ketegangan dan kecemasan dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang jika seorang pasien diminta untuk rileks, tanpa disadari ia justru menimbulkan ketegangan pada anggota tubuhnya, hal ini timbul karena ada perasaan cemas, takut sakit atau asing terhadap keadaan sekitarnya.

Beberapa posisi yang dianjurkan selama kegiatan masase antara lain :
1.        Posisi Tidur Telungkup
      Posisi tidur telungkup yang baik adalah kedua lengan lurus ke bawah di samping badan, kepala dipalingkan ke samping dan diletakkan diatas bantal yang tidak terlalu tinggi atau bila tidak ada bantal dapat melibatkan kedua tangan yang diletakkan di bawah dagu. Jika terdapat bangku masase yang lebih modern, biasanya posisi kepala diletakkan pada bagian yang berlubang dengan hiasan dibawah sebagai penyegar pandangan (misalnya : bunga segar yang diletakkan di baskom).
Posisi lengan yang di samping badan hendaknya jangan sampai terkulai ke bawah, karena akan banyak darah yang mengalir ke lengan sehingga terjadilah pembendungan. Oleh karena itu lengan diletakkan di samping badan, dengan jari-jari serta telapak tangan menghadap ke atas.
2.        Posisi Tidur Telentang
Untuk memasase tubuh bagian depan, maka posisi pasien harus tidur telentang dan lengan diletakkan di samping badan. Letakkan bantal yang tidak terlalu tinggi di bawah kepala dan guling atau gulungan handuk di bawah lutut untuk menghindari rasa sakit pada saat melakukan tekanan pada paha bagian depan (quadriceps).
3.        Posisi Duduk
Posisi duduk yang lebih baik adalah pantat diletakkan pada alas kursi, sedangkan pinggang-punggung pada kondisi bersandar. Kaki, tangan, leher dan kepala dalam keadaan rileks, dan tidak ada bagian tubuh yang kontraksi sedikitpun.
Tempat duduk yang baik adalah bangku masase, tetapi jika tidak ada dapat memakai kursi biasa yang kerangkanya memenuhi syarat secara otomatis, dan sikap masseur/masseuse pada saat memasase dalam posisi berdiri.
D.      Penggunaan Bahan Pelicin
Beberapa macam bahan pelican yang dapat digunakan dalam melakukan masase, antara lain :
1.        Berupa minyak cair : baby oil, minyak zaitun, minyak aroma terapi (almond,
2.        lavender dll), minyak kelapa (ikan dorang), dll.
3.        Berupa bedak : baby talk, salycil talk, dll.
4.        Berupa bahan cair beraroma : hand body, citra, dll.
5.        Berupa vaselin : balsem, vicks, avitson, dll.
6.        Berupa cream : counterpain, stop-x, rheumason cream, dll.
7.        Berupa sabun : sabun mandi, sabun cuci, dll.
Dari berbagai persyaratan bahan pelican yang dikemukakan di atas, maka ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1.        Tidak mengganggu kulit pasien, misalkan yang tidak tahan rheumason karena
2.         panasnya, tidak perlu diberikan karena akan menimbulkan panas yang berlebihan
3.         dan rasa tidak nyaman.Tidak berbau terlalu tajam sehingga mengganggu pasien.
4.        Tidak terlalu cepat menguap.
5.        Selesai masase hendaknya di bersihkan dengan handuk, jangan sampai banyak pelicin yang tertinggal pada kulit.
Catatan :
Sebagai terapi (pengobatan), masase dapat digunakan dalam membantu reposisi dalam kasus-kasus cedera, misalnya luxatie (salah sendi) atau dislokasi (lepas sendi) tetapi dengan syarat harus sangat hati-hati dan membutuhkan pengalaman yang cukup lama.


A.     Manipulasi Pokok Masase
Disebut manipulasi pokok karena merupakan dasar (basic) didalam pelaksanaan masase olahraga, teknik pegangan dalam masase ini terdiri dari 9 manipulasi pokok yaitu :
1.        Effleurage (Menggosok)
Teknik masase ini digunakan sebagai manipulai pembuka dan penutup.Pelaksanaanya adalah jari-jari tangan rapat mencakup otot, gosokan menuju arah jantung dan dilakukan secara berirama dan kontinyu.
Pengaruh mekanis dari effleurage adalah membantu kerja pembuluh darah balik (vena) dan menyebabkan timbulnya panas tubuh sehingga manipulasi effleurage dapat berfungsi sebagai pemanasan (warming up).
Pengaruh fisiologis dari gosokan yang kuat mempengaruhi sirkulasi darah pada jaringan yang paling dalam dan di otot-otot.Gosokan sedang lebih mengaktifkan sirkulasi pada pembuluh getah bening (lymphe), sedangkan gosokan lamban menghasilkan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) local dengan waktu lama yang disebut hyperaemi.

2.        Petrissage (Memijat)
Petrissage adalah prosedur masase yang dilakukan dengan teknik perasan, tekanan, dan pencomotan otot dari jaringan dalam.
Petrissage dapat dilakukan dengan satu tangan atau kedua tangan dengan gerakan bergelombang, berirama, tidak terputus-putus dan terikat satu sama lain. Gerakan diulang-ulang beberapa kali pada tempat yang sama, kemudian tangan dipindah-pindahkan sedikit demi sedikit sepanjang kumpulan otot.
Pengaruh mekanis yang ditimbulkan oleh gerakan peras adalah menghancurkan sisa-sisa pembakaran dan melemaskan kekakuan di dalam jaringan.
Pengaruh fisiologis dari manipulasi petrissage terutama berhubungan dengan suatu perintah latihan bagi saraf motorik yang merangsang fungsi otot.Selain itu gerakan mengangkat,  memeras dan menekan menyebabkan perbaikan aliran darah dalam otot dan menambah kekuatan (tonus) otot.
3.        Friction (Menggerus)
Friction atau menggerus adalah prosedur yang sangat tua dan banyak dipergunakan dalam semua bentuk masase.Pelaksanaanya adalah dengan gerakan putaran spiral menuju ke arah jantung.Menurut letak dan tempat bagian badan, maka manipulasi ini dapat dilakukan dengan bermacam-macam variasi yaitu dengan menggunakan jari, ibi jari, telapak tangan atau bahkan dengan sikut.
Pengaruh mekanis dari friction menghasilkan kelancaran aliran darah setempat (vasodilatasi local), merangsang pergantian nutrisi, dan juga sebagai pemanasan.
Pengaruh fisiologis adalah aksi friction di dalam melancarkan aliran darah dan pembesaran serabut otot.
4.        Shaking (Menggoncang)
Shaking atau menggoncang adalah prosedur masase yang juga sering dipakai untuk membantu para olahragawan agar otot-ototnya menjadi kendor, sehingga memudahkan sirkulasi darah.
Pelaksanaanya adalah dengan jari-jari membengkok, misalnya bagian bawah dan atas 
pada bagian yang berotot, lengan atas dan lengan bawah, paha atau betis yang dilakukan dengan gerakan-gerakan ke samping, ke atas dan ke bawah. Manipulasi dilakukan dengan irama yang hidup serta tangan berpindah-pindah dan berdekatan.
Pengaruh mekanis dari manipulasi shaking adalah jika dilakukan dengan baik, goncangan ini akan melemaskan otot-otot dan menambah fleksibilitas jaringan-jaringan.
Pengaruh fisiologis adalah merangsang dan memberikan desakan ke dalam, terutama pada organ tubuh bagian perut dan dada, serta mengendurkan, melemaskan, dan mengulur bagian lunak yang menyebabkan lancarnya peredaran darah dan meningkatkan kerja syaraf.
5.         Tapotement (Memukul)
Manipulasi ini sering digunakan pada masase olahraga, yaitu gerakan pukulan ringan dan berirama dengan jari-jari tangan, telapak tangan atau kepalan.Dapat juga dilakukan secara mekanis atau dengan bantuan alat yang digerakan tangan atau listrik. Yang sering digunakan dan lebih baik adalah manipulasi “mencincang”, yang dilakukan oleh jari-jari kedua belah tangan dengan jarak yang cukup berdekatan. Gerakan dilakukan dengan irama hidup (irama yang bersemangat), sesuai dengan keadaan dan tidak terputus-putus. Sikap tangan dapat berupa setengah mengepal, jari-jari terbuka, dengan punggung jari-jari atau dengan membentuk tangan seperti mangkuk (cupping). Biasanya tapotement diberikan di daerah pinggang-punggung dan pantat, tetapi boleh juga diberikan di tempat lain apabila diperlukan.
Dalam olahraga, manipulasi ini dipergunakan sebagai masase pemanasan dan pengembalian pulihnya fisik ke keadaan semula.
Pengaruh mekanis dari aksi tapotement, yang dilakukan dengan irama cepat akan menimbulkan warna merah dan rasa panas yang berarti mengalirnya darah lebih banyak pada daerah yang dimasase.
Pengaruh fisiologis yang ditimbulkan dari manipulasi pukulan adalah meningkatkan peredaran darah arteri terutama pada jaringan otot, menimbulkan kontraksi otot (idiomuskuler) sehingga dapat membantu kelancaran pertukaran zat dalam tubuh.
6.        Walken (Menggosok Melintang Otot)
Manipulasi walken diberikan pada daerah-daerah yang lebar. Pelaksanaanyan hamper sama dengan effleurage, tetapi dilakukan dengan melintang otot dengan menyusur panjangnya otot. Walken selalu dikerjakan dengan kedua tangan dan jari-jari rapat. Gosokan kedua tangan dilakukan dengan arah yang berlawanan, satu menarik dan yang satu mendorong, arahnya naik menuju jantung.
Pengaruh mekanis adalah aksi walken dalam membantu pemanasan badan (warming up) dan sebagai manipulasi untuk mendeteksi kelainan-kelainan akibat cedera.
Pengaruh fisiologis adalah memberikan rangsangan pada persyaratan dan jaringan di bawah kulit.
7.        Vibration (Menggetarkan)
Getaran ini dapat diberikan melalui ujung jari, dua jari atau tiga jari yang dirapatkan.Caranya dengan sikap membengkok siku, jari-jari ditekankan pada tempat yang dikehendaki, kemudian kejangkan seluruh lengan tersebut.Getaran ini biasanya diberikan pada tempat-tempat yang sensitive (peka), misalnya di lekuk bawah kepala, sekeliling persendian, di sudut luar scapula, dsb.Vibration termasuk manipulasi masase terapi dan sangat efektif untuk memacu persyaratan dalam upaya penyembuhan.
Manipulasi dapat dilakukan beberapa kali, dan biasanya pada akhir masase keseluruhan tubuh (general massage).
Pengaruh mekanis dari aksi vibration adalah merangsang (menstimulasi) pada organ-organ dalam yang penting.
Pengaruh fisiologis pada vibration adalah merangsang syaraf vegetatif (tak sadar) pada alat-alat dalam melalui aksi pada bagian luar.
8.        Skin Rolling (Menggeser Lipatan Kulit)
Sering kali dilakukan untuk masase penyembuhan (terapi).Pada tempat-tempat yang permukaannya sempit (kecil) dapat dikerjakan dengan menggunakan satu tangan, sedangkan untuk tempat-tempat yang lebar dikerjakan dengan kedua tangan secara bersama-sama. Caranya dengan mencubit kulit, ibu jari didorongkan dan jari-jari yang lain melangkah-langkah berjalan ke depan.
Pengaruh mekanis adalah aksi skin rolling dalam mempertinggi tonus otot dan memperbaiki pertukaran zat serta peredaran darah di bawah kulit.
Pengaruh fisiologis dapat melepaskan kulit dari jaringan ikat dan melebarkan pembuluh kapiler di bawah kulit.
9.        Stroking (Mengurut).
Biasanya dilakukan dengan menggunakan ibu jari, kedua ujung jari, tiga jari atau ke empat ujung jari yang dirapatkan kemudian dengan tekanan menggerakkan jari-jari tersebut menyusur diantara kanan dan kiri tulang belakang (inter vertebrae), antar otot (inter musculair), antar iga (inter costae), dst.
Manipulasi ini juga merupakan teknik masase pengobatan yaitu untuk menemukan kelainan-kelainan berupa pengerasan-pengerasan otot (miogelosen), ketegangan-ketegangan atau benjolan-benjolan pada otot tersebut.
Pengaruh mekanis adalah aksi Stroking dalam melemaskan jaringan sehingga sirkulasi darah dan pertukaran zat menjadi lancer dan baik.
Pengaruh fisiologis yaitu mempengaruhi syaraf vegtatif (syaraf tak sadar) pada jaringan-jaringan di bawah kulit.
B.     Manipulasi Pembantu Masase
Diantara kesembilan manipulasi pokok terdapat pula manipulasi lainnya yang disebut manipulasi pembantu atau sekunder. Manipulasi ini dapat berfungsi melengakapi dan menyempurnakan prosedur menipulasi pokok. Manipulasi pembantu dapat dikatakan sebagai teknik pengembangan (improvisasi) dari manipulasi pokok yang dilakukan pada saat dan kondisi tertentu. Beberapa manipulasi pembantu yang penting adalah :
1.        Goncangan (ke kiri/kanan dan atas/bawah) dan memutar.
2.        Tekanan.
3.        Tarikan (Cubitan) dan peregangan.
4.        Beberapa prosedur masase lainnya.
5.        1. Goncangan dan Memutar.
Manipulasi ini dilakukan dengan jari-jari membengkok mengambil bagian bawah dan atas pada bagian yang berotot pada lengan atas dan bawah, paha atau betis dan gerakan-gerakan kesamping (kiri/kanan) dan keatas/kebawah.Manipulasi dilakukan dengan irama yang hidup serta tangan berpindah-pindah dengan sangat berdekatan. Bila gerakan dilakukan dengan baik, goncangan ini akan melemaskan otot-otot, menambah fleksibilitas jaringan-jaringan, menurunkan ketegangan saraf, dan menenangkan daerah yang dimasase.
Teknik memutar dilakukan seperti halnya dengan goncangan, akan tetapi dengan jari-jari tangan lurus dan telapak tangan ditekankan lebih kuat pada jaringan (lokal) yang dimasase. Manipulasi memutar ini bermanfaat bagi keseluruhan jaringan lunak di sekitar daerah tersebut. Efek manipulasi memutar sama halnya dengan goncangan, karena kedua-duanya dapat dikombinasikan sebagai variasi. Para olahragawan menggunakan goncangan dan memutar dengan tujuan melemaskan otot-otot pada waktu beristirahat (di sela-sela pertandingan/turun minum) atau sesudah pertandingan.
2. Tekanan
Tekanan adalah prosedur kuno yang diberikan pada bagian yang kecil atau lebih besar dari tubuh. Tekanan akan berubah secara teknis berdasarkan luas daerah yang dimasase.
Tekanan pada punggung dilakukan dengan kekuatan pada akhir masase local (partial) atau masase keseluruhan badan (general) dan indikasi hanya pada pasien yang sehat dan kuat.Untuk melakukan manipulasi ini dipergunakan telapak tangan dengan jari-jari lurus dilakukan pada kiri-kanan tulang belakang (columna vertebralis) dalam posisi telungkup. Tekanan dilakukan sekali atau berkali-kali pada tempat yang sama tanpa intensitas yang berlebih-lebihan. Untuk melaksanakan tekanan yang kuat akan tetapi hemat tenaga digunakan berat badan, yang disalurkan pada telapak tangan melalui lengan yang lurus.
Tekanan yang dilakukan pada saraf adalah prosedur masase terapi, yang dilakukan dengan menekan terus-menerus atau secara vibration (menggetarkan) pada suatu pangkal saraf yang sensitif atau pada cabang yang pokok.
3. Tarikan (Cubitan) dan Peregangan.
Tarikan dan peregangan adalah prosedur masase pada persendian dan jaringan yang dilakukan pada akhir masase. Untuk melaksankan tarikan, masseur/masseuse memegang dengan tangan sebelah di bagian atas persendian dan tangan yang lain berada di bawah persendian kemudian menarik secara bersama-sama menuju ke arah centripetal (jantung). Menipulasi ini terdiri dari tarikan sederhana yang biasanya dikombinasikan dengan vibration, terutama dalam masase persendian untuk melawan gejala-gejala penurunan mobilitas persendian dan pembesaran jaringan patologis di sekitar persendian, terutama pada persendian tangan dan kaki.
Penarikan di samping kanan-kiri columna vertebralis cervicales dilakukan pada posisi telungkup, posisi duduk dan berdiri dengan mengangkatnya ke arah vertikal.Menipulasi tarikan dilakukan dengan baik dan betul agar tidak menimbulkan memar dan rasa sakit pada kulit.Peregangan adalah gerakan aktif atau pasif yang menyempurnakan gerakan metodik dari persendian dalam hal latihan (exercise) dan mempertahankan mobilitas.
Tarikan dan peregangan adalah manipulasi yang sangat berguna dalam masase olahrgawan, terutama dalam mengembalikan fungsi cedera persendian dan otot.

4. Prosedur Masase Lainnya.
Prosedur masase lainnya adalah semua manipulasi baru atau variasi baru dari beerapa prosedur kuno.Bentuk atau jepitan kulit disebut pengangkatan otot-otot.Jepitan diberikan pada bagian yang berotot dari anggota tubuh sedangkan pengangkatan otot-otot dilakukan pada bagian belakang.
Comotlah jaringan di bawah kulit dengan jari-jari bahkan otot sampai batas elastisitas jaringan, kemudian biarkan lepas dari genggaman.Manipulasi ini dilakukan dengan irama dari satu tempat ke tempat lainnya pada bagian anggota tubuh yang berotot/berdaging.
Prosedur masase yang ditulis di atas, dapat dilakukan satu persatu atau dikombinasi.Biasanya friction dengan petrissage, tapotement dengan stroking, goncangan dengan putaran, tekanan dengan vibration atau tarikan dengan tekanan.Masase dibatasi menurut keperluannya dan indikasinya dengan satu atau dua manipulasi pokok, tetapi jika diperlukan dalam kondisi yang lebih luas, lebih baik seluruh manipulasi pokok dikerjakan.
Dari ke-sembilan manipulasi pokok yang dipakai dalam masase sistem Swedia, khusus manipulasi tapotement, skin rolling dan stroking merupakan manipulasi-manipulasi terapi (pengobatan).
Dalam pelaksanaanya ke-sembilan manipulasi pokok ini tidak selalu digunakan secara keseluruhan, tetapi hanya dipakai beberapa manipulasi saja sesuai kebutuhan. Sebagai contoh seseorang yang mengalami kekakuan pada otot betisnya setelah mengikuti gerak jalan, maka masasenya adalah dengan memeberikan manipulasi-manipulasi : Effleurage, Petrissage, Walken, Shaking, Effleurage.
Mengapa hanya 5 (lima) macam manipulasi saja yang digunakan ? Karena kekakuan otot setelah melakukan gerak jalan jelas bukan merupakan suatu kelainan atau cedera yang serius, tetapi karena tertimbunnya zat lelah (asam laktat/asam susu) pada otot tersebut.
Dengan memberikan Effleurage (gosokan) diharapkan peredaran darah akan menjadi lebih lancar, sehingga asam laktat dapat terserap mengikuti peredaran darah balik (vena). Kemudian diberikan Petrissage (pijatan) dimaksudkan agar kekakuan otot tersebut menjadi lemas kembali dan pengangkutan sisa pembakaran menjadi lebih lancer. Berikutnya diberikan Walken (gosokan melintang otot) dengan maksud jika ada rangsangan yang terlalu besar pada persyarafan dan terdapat kelainan jaringan di bawah kulit dapat segera diketahui dan gerakan Walken akan menimbulkan efek panas yang menyebabkan lancarnya pembuluh darah balik (vena). Setelah itu diberikan manipulasi Shaking (goncangan) yang berguna untuk menggendorkan, melemaskan otot dan merangsang (menstimulasi) organ-organ tubuh sehingga dapat berfungsi kembali dengan baik dan pertukaran zat-pun akan menjadi lebih lancar. Akhirnya diulang kembali manipulasi Effleurage dengan maksud untuk mengadakan re-check (memeriksa kembali) apakah masih ada kekakuan otot di tempat tersebut atau tidak. Effleurage penutup, selain untuk mengadakan re-check, juga untuk memeberikan rangsangan tambahan untuk mempelancar peredaran darah dan menimbulkan rasa nyaman pada si pasien.